REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai untuk membangun kerja sama dengan masyarakat, maka pemerintah harus bisa membangun kepercayaan. Menurutnya, kepercayaan adalah landasan utama agar tercipta pemerintahan yang terbuka dan transparan.
Ia mengatakan masyarakat harus diberikan akses selebar-lebarnya. Karena, mereka bisa berpartisipasi untuk ikut membangun daerah dan negaranya. Pemerintahan yang terbuka, menurut Presiden SBY, memerlukan budaya partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
"Dengan kepercayaan mereka akan bisa diajak menyelesaiakan setiap masalah bersama-sama sebagai mitra. Mereka harus membuka akses lebar-lebar bagi partisipasi masyarakat. Dengan cara ini pula mereka memaparkan proses penyusunan anggaran dan pengambilan keputusan yang berdampak terhadap masyarakat," katanya dalam pidato sambutannya pada pembukaan Konferensi Open Government Partnership (OGP), Nusa Dua, Bali pada Selasa (6/5).
Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan memanfaatkan jaringan media sosial meskipun cara konvensional tetap harus dilakukan. Ia mencontohkan diri sendiri yang sejak 2004 telah membuka diri untuk komunikasi langsung dengan rakyat melalui PO Box 9949 dan SMS 9949.
Sementara sejak Juli tahun lalu, Presiden bergabung dengan media sosial seperti Twitter dan Facebook untuk berbagi ide. Pada hari ini Presiden SBY mengklaim memiliki hampir 5 juta pengikut Twitter, dan 2,6 juta fans Facebook. Angka itu, menurut Presiden SBY, telah menempatkannya sebagai pemimpin politik nomor dua yang memiliki pengikut terbanyak di dunia.