REPUBLIKA.CO.ID,MOSUL -- Lebih dari 150 ribu warga harus meninggalkan rumahnya di kota terbesar kedua Irak, Mosul. Mosul menjadi luluh lantah setelah para pemberontak menguasai wilayah tersebut.
Tak hanya para warga, para pasukan militer pun ikut mengungsi dari wilayah tersebut. Perdana Menteri Irak, Nouri Maliki, meminta parlemen untuk menerapkan status keadaan darurat dan memberikannya kekuatan yang lebih besar.
BBC melaporkan, Amerika Serikat pun menyebut kelompok ISIS menjadi ancaman bagi seluruh wilayah. "Situasi di Mosul sangatlah memprihatinkan dan AS mendukung penuh dan berkoordinasi untuk melawan agresi tersebut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Jen Pdaki.
Sementara itu, juru bicara Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan pihaknya sangat prihatin atas situasi ini. Ia pun meminta pemerintah Irak dan pemerintah regional Kurdish untuk bekerja sama memulihkan keamanan setempat.
Akibat pertempuran di Mosul, banyak kantor polisi yang dibakar dan ratusan tahanannya pun kabur. Menurut sumber, ribuan warga yang mengungsi itu menuju ke kota terdekat dimana telah didirikan sejumlah tenda bagi warganya.
Bahkan, Perdana Menteri Kurdistan, Nerchirvan Barzani juga telah mengeluarkan pernyataan permintaan bantuan kepada badan urusan pengungsi PBB.