Rabu 11 Jun 2014 21:09 WIB

Perwira TNI AU Diharapkan Peka Perkembangan Teknologi

 Pesawat latih tempur T50 Golden Eagle milik TNI AU terparkir di Pangkalan Udara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (2/6). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pesawat latih tempur T50 Golden Eagle milik TNI AU terparkir di Pangkalan Udara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (2/6). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Para perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara diharapkan peka terhadap perkembangan teknologi untuk mendukung pelaksanaan tugas, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Oleh karena itu, para taruna Akademi Angkatan Udara (AAU) yang akan diwisuda dan dilantik menjadi perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) harus terus belajar," kata Sultan di Yogyakarta, Rabu.

Pada pamitan dan pelepasan taruna AAU Tingkat IV yang telah selesai mengikuti pendidikan selama empat tahun, Sultan mengatakan para perwira TNI AU juga harus selalu memegang teguh Sumpah Prajurit dan Sapta Marga.

Menurut dia, Sumpah Prajurit dan Sapta Marga itu harus tetap dipegang teguh meskipun para perwira TNI AU telah memasuki masa pensiun atau purnawirawan.

"Saya melihat di lapangan purnawirawan yang mendapat kedudukan pengurus dalam partai politik sering ikut arus dan lupa pada Sumpah Prajurit dan Sapta Marga," katanya.

Seharusnya, kata dia, mereka tidak larut dengan kebijakan partai yang ada. Purnawirawan hendaknya bisa mengingatkan apabila partai politik tidak pas dalam mengambil kebijakan.

"Hal itu perlu dilakukan untuk membangun masyarakat madani," kata Sultan yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Gubernur AAU Marsekal Muda TNI Tabri Santoso mengatakan taruna AAU yang akan diwisuda sebanyak 105 orang. Namun yang mengikuti pamitan dan pelepasan hanya 104 lulusan karena satu orang baru berada di Jepang.

"Taruna AAU sebanyak itu akan diwisuda pada 17 Juni 2014. Mereka bersama dengan taruna dari angkatan lain kemudian akan dilantik dan diambil sumpahnya menjadi perwira oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 26 Juni 2014," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement