Senin 04 Aug 2014 21:07 WIB

Warga Perbatasan Keluhkan Infrastruktur

Rep: C61/ Red: Djibril Muhammad
Jalan rusak (Ilustrasi)
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Jalan rusak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Warga kelurahan Cibeureum Kecamatan Somantri, Tasikmalaya mengeluhkan kondisi Jalan Raya Jahim yang tidak kunjung diperbaiki. Jalan Raya tersebut merupakan jalur utama yang menghubungkan antara Kabupaten Tasikmalaya dengan Majalengka.

Saat ini kondisi Jalan Raya Jahim rusak parah. Beberapa ruas jalan, sudah tidak beraspal. Kerusakan paling parah terjadi di tanjakan yang berbatasan langsung dengan desa Maniis, Kecamatan Cingawul Majalengka.

"Ini sangat membahayakan bagi pengendara baik sepeda motor maupun roda empat," kata Jamandi (43 tahun), warga desa Cibeureum, Kecamatan Sukamntri, Ciamis, Senin (4/8) siang.

Jamandi mengimbau kendaraan yang melintasi wilayah tersebut harus berhati-hati. Selain kondisinya licin karena wilayahnya berada di puncak bukit, batunya timbul dengan kondisi besar-besar.

Dengan kondisi jalan seperti itu, kerap menyebabkan kendaraan mogok saat merangkak ke tanjakan. Jamandi sendiri sering membantu kendaraan yang mogok saat melintas, dan pekerjaan tersebut sudah dijalaninya selama dua tahun.

"Sudah lama jalan ini dibiarkan rusak, padahal ini jalan banyak dimanfaatkan masyarakat dari dua wilayah baik Ciamis atau pun Majalengka," keluh Jamandi.

Jalan tersebut sangat penting bagi masyarakat Sukamantri juga warga desa Maniis. Lantaran masyarakat Sukamantri memanfaatkan jalan itu untuk memasarkan sayuran ke wilayah Majalengka Kuningan dan juga Cirebon.

Begitu juga bagi masyarakat Maniis, Kecamatan Cigambul, Majalengka. Mereka kerap melintasi jalur tersebut sebagai jalur alternatif ketika ingin menuju Tasikmalaya dan Bandung.

Sehingga rusaknya jalan itu sangat berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas masyarakat. Bahkan saat malam hari, tidak ada satu pun warga yang berani melintasi jalan tersebut.

Eman Suharja (53) misalnya, warga Cikijing Majalengka ini mengaku tidak berani melintas Jalan Raya Jahim saat malam hari. "Di siang hari saja harus hati-hati karena jalanan rusak parah, apalagi samping kanan-kiri jalan itu jurang," ujar Eman.

Selain kondisi jalanan yang rusak parah, juga tidak ada penerangan, hanya mengandalkan sinar rembulan. Di samping itu kata Eman antara perkampungan Maniis dengan Cibeureum sangat jauh.

Hal yang sama juga dikeluhkan petani asal Cibeureum. Ajat Sudrajat (54) bapak empat anak ini, mengaku motornya sering terselip saat menuruni tanjakan. Miftah berharap pemerintah tidak acuh dengan kondisi infrastruktur di perbatasan.

Sebab menurut Ajat, jalan penghubung dua kabupaten itu, sangat vital keberadaannya. Terutama bagi roda perkenomian masyarakat di perbatasan itu. "Seperti saya, punya sawah di daerah Majalengka, kalau mengangkut hasil panen, biayanya mahal karena jalanannya jelek," tutur Ajat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement