REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anggota Dewan Pertimbangan DPP Partai Golongan Karya MS Hidayat mengatakan ketua umum Golkar mendatang harus membangun kerja sama yang konstruktif baik saat menduduki pemerintahan maupun sebagai oposisi.
"Kerja sama yang konstruktif apakah di dalam pemerintahan atau oposisi, tapi harus membuat Indonesia lebih baik dengan pemerintahan yang didukung oleh semua kalangan," kata Hidayat usai menghadiri Seminar Pembenahan Sistem Logistik Nasional di Jakarta, Rabu.
Hidayat yang kini menjabat sebagai Menteri Perindustrian ini berpendapat tidak masalah apakah bentuk dukungan diberikan melalui duduk dalam pemerintahan maupun sebagai oposisi. Pada Agustus lalu di Bandung ia menyatakan pencalonan dirinya sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dengan latar belakang ingin mempersiapkan partainya menghadapi Pemilihan Umum 2019 yang untuk pertama kalinya menggabungkan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden.
Visi Golkar pada Pemilu 2019 adalah mengupayakan dukungan seluasnya untuk memposisikan Golkar sebaik-baiknya di tengah kehidupan bangsa dan negara. Golkar memastikan diri untuk mewujudkan pengabdiannya memberikan kedudukan utama pada aspirasi luas dan tidak pada kepentingan sempit, memajukan secara optimal pelayanan publik yang luas dan adil serta melindungi seluruh golongan dan masyarakat.
Hidayat enggan mengungkapkan persiapannya terkait pencalonan dirinya sebagai ketua umum Golkar karena dirinya kini masih menjabat sebagai Menteri Perindustrian. "Tapi, saya diam-diam mempersiapkan diri," katanya.
Deklarasi Hidayat sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dilaksanakan bersamaan dengan acara silaturahmi dengan pengurus dan kader Golkar se-Jawa Barat.