REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, tidak akan memberikan komentar lagi terkait peristiwa di Batam. Dia memilih bungkam lantaran sudah berkomitmen dengan Wakil Polri Komjen Badrodin Haiti di Mapolda Kepulauan Riau dengan menyerahkan sepenuhnya keputusan itu kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Karena itu, sebagai bawahan panglima TNI, ia tidak berani melawan perintah atasannya itu. Dia mengaku memang memilih bungkam lantaran memegang komitmen dengan Polri untuk tidak berkomentar yang bisa mengganggu keobjektivitasan kerja tim investigasi dari kedua institusi.
"Setelah ini yang sampaikan kejadian adalah tim investigasi, tim investigasi dari Kapuspen TNI (Mayjen Fuad Basya) dan Kadiv Humas Polri (Irjen Ronny Franky Sompie)," kata Gatot di Markas Kodam V/Brawijaya pada akhir pekan lalu.
Dia melanjutkan, jika ada anggota dari dua institusi tersebut yang memberi komentar, tentu ia mempertanyakan kredibilitasnya. "Kalau ada yang bicara anggota TNI atau Polri, itu tak berkomitmen dan tanggung jawab. Kalau ada yang sampaikan di luar (tim investigasi), tak perlu didengar. Anggap saja itu orang kampungan," ujar Gatot.
Sebelumnya diberitakan, empat anggota TNI dari Batalyon Yonif 134/Tuah Sakti ditembak oleh anggota Brimob Polda Kepulauan Riau (Kepri) pada Senin (22/09) dini hari WIB. Peristiwa itu berawal dari pengeroyokan dua anggota TNI yang dilakukan oleh oknum anggota Brimob Polda Kepri di kawasan Tembesi, Batu Aji, Batam.
Menurut Kapuspen Mayjen Fuad Basya peristiwa berawal ketika dua anggota TNI yang tengah berpakaian preman, melihat adanya keramaian di salah satu lokasi yang diduga menjadi tempat penimbunan BBM.
Seorang anggota TNI kemudian mendatangi lokasi itu, dan kemudian langsung dikeroyok dan ditembak pada bagian kakinya. Melihat temannya tergeletak, satu anggota lain kemudian mendatangi kelompok pengeroyok namun dia juga menjadi korban
Kejadian itu memicu rasa solidaritas diantara anggota TNI yang lain. Kemudian beberapa orang anggota TNI mendatangi Mako Brimob Kepri untuk meminta penjelasan, hingga berakhir pada bentrokan dan dua anggota TNI lainnya mengalami luka tembak.
Empat anggota TNI yang mengalami luka tembak adalah Pratu AK, Prada HS, Praka EB, dan Pratu ES. Saat ini keempat anggota TNI itu tengah menjalani perawatan di rumah sakit.