REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Bentrokan meletus kembali antara demonstran Hong Kong melawan polisi anti huru hara, Sabtu (18/10) malam waktu setempat. Para demonstran melancarkan serangan di Mong Kok.
Polisi tidak tinggal diam dan memukuli pemrotes dengan tongkat. Di tengah kata-kata teriakan dan mengutuk, ratusan petugas mulai memukul pengunjuk rasa.
Tak hanya itu, aparat keamanan juga menembakkan semprotan merica. Serangan itu membuat pengunjuk rasa mundur. ‘’Polisi marah! Polisi marah!’’ teriak orang-orang di tengah kekacauan seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Ahad (19/10).
Salah satu pengunjuk rasa yang memakai T-shirt warna putih dan kacamata dipukuli oleh sebuah tongkat dan membuat kepalanya berdarah. Namun, seorang pengunjuk rasa Angel So (20 tahun) memastikan akan terus datang kembali.
Akibat kerusuhan itu, beberapa demonstran juga dibawa polisi. Namun aparat belum merilis informasi tentang jumlah penangkapan dan cedera. Seorang polisi senior, Paul Renouf, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa 400 sampai 500 petugas dikirim untuk memaksa demonstran pergi dan membubarkan diri.
Namun, para pengunjuk rasa tetap bertahan. Sedikitnya 28.000 aparat telah berupaya melawan demonstran Hong Kong itu. Kepala Keamanan Hong Kong, Lai Tung-kwok mengatakan, beberapa bentrokan baru-baru ini telah dimulai oleh aktivis yang berafiliasi dengan organisasi radikal yang telah aktif bersekongkol dan merencanakan tindak kekerasan.