REPUBLIKA.CO.ID, PBB-- Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mendesak parlemen Lebanon dengan cepat memilih presiden baru untuk meningkatkan stabilitas saat perang mengamuk di seberang perbatasan di Suriah.
Lebanon telah tanpa presiden, yang juga panglima angkatan bersenjata sejak Mei karena perbedaan pendapat di antara anggota parlemen. "Keprihatinan mengenai kekosongan yang berkepanjangan di kantor kepresidenan dengan maksud untuk menjaga stabilitas dan kesatuan Lebanon," kata Duta Besar Australia Gary Quinlan, yang negaranya memimpin Dewan Keamanan.
Badan tertinggi PBB meminta bahwa langkah parlemen tanpa penundaan untuk menggelar pemungutan suara dan mengatakan politisi Lebanon harus menunjukkan fleksibilitas dan rasa urgensi yang diperlukan untuk menyepakati pengganti (presiden) Michel Sleiman.
Duta besar Australia menekankan bahwa Lebanon menghadapi satu ancaman Islam garis keras yang tumbuh dari Suriah saat berjuang untuk mengatasi pengungsi besar-besaran yang masuk ke negaranya. Sekitar 30 persen penduduk Lebanon adalah pengungsi, kata Quinlan.