Jumat 21 Nov 2014 18:47 WIB

Imparsial: Penyatuan Kembali TNI dan Polri Seperti Kembali ke Orba

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Bayu Hermawan
(dari kiri) Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya, Ketua Tim Investigasi Gabungan TNI-Polri Mayjen Maliki Mift, Wakil Ketua Tim Investigasi Gabungan TNI-Polri Brigadir Jenderal Pol Drs Fahrizal, dan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny F Sompie melakukan salam k
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
(dari kiri) Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya, Ketua Tim Investigasi Gabungan TNI-Polri Mayjen Maliki Mift, Wakil Ketua Tim Investigasi Gabungan TNI-Polri Brigadir Jenderal Pol Drs Fahrizal, dan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny F Sompie melakukan salam k

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- LSM Imparsial menolak gagasan agar TNI dan Polri kembali dilebur. Imparsial menilai penyatuan kembali kedua institusi itu, bukan solusi untuk mengatasi sering terjadinya konflik yang melibatkan kedua institusi tersebut.

Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti mengatakan penyatuan TNI dan Polri akan memicu masalah yang akan mengembalikan format kedudukan aktor keamanan dan pertahanan seperti pada masa Orde Baru.

Selain itu ia menilai fungsi dan peran TNI dan Polri dalam kerangka negara demokrasi jelas berbeda. TNI adalah alat pertahanan negara, sedangkan polisi bertanggung jawab dalam keamanan, ketertiban masyarakat, dan penegakan hukum.

"Dengan fungsi dan peran yang berbeda, maka gagasan peleburan kembali TNI-Polri adalah gagasan yang sesat dan keliru," ujarnya di Jakarta, Jumat (21/11).

Ia menambahkan, Imparsial berharap agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para petinggi TNI-Polri menjamin dan memastikan tidak terulangnya kembali bentrokan antaranggota TNI-POLRI pada masa yang akan datang.

"Kami berharap kepada seluruh anggota TNI-Polri supaya menjalankan fungsi dan tugasnya untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat, bukan malah terlibat dalam konflik yang meresahkan serta menimbulkan rasa ketidakamanan dalam masyarakat," jelasnya.

Seperti diketahui, bentrokan antara TNI dari Yonif 134 Tuah Sakti menyerang markas Brimob Polda Kepulauan Riau di Tembesi, Batam, Rabu (19/11). Insiden itu juga berlanjut pada aksi penembakan terhadap markas Brimob tersebut hingga malam harinya.

Menanggapi insiden tersebut, anggota Komisi III DPR RI Ruhut Sitompul mengusulkan agar TNI dan Polri kembali disatukan dalam satu institusi. "Kalau (perseteruan) ini berulang terus lebih baik satu kembali," katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (20/11).

Ruhut beralasan, penyatuan kembali TNI-Polri bukan hal yang tidak mungkin dilakukan. Bentrok antara TNI dan Polri tak pernah dibayangkan saat dilakukan pemisahan dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menjadi TNI dan Polri sesaat setelah pascareformasi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement