REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekerasan yang diterima oleh mahasiswa yang berdemo, menunjukkan bahwa sifat arogan dan represif masih bercokol kuat di jajaran Kepolisian Indonesia menurut Indonesia Police Watch (IPW). Hal ini mengindikasikan bahwa pembinaan Kapolri terhadap jajaran bawah kepolisian gagal.
Ketua Presidium IPW Neta S. Pane mengambil contoh mengenai penyerbuan polisi ke dalam mushala tanpa membuka sepatu. Selain itu, bentrokan polisi dan mahasiswa di Makassar bahkan menyebabkan jatuhnya korban jiwa yang berasal dari warga sipil.
“Ini menunjukkan betapa arogannya mereka,” terang Neta pada ROL, Jumat (28/11).
Sebelumnya, polisi di Pekanbaru dikabarkan mengejar dan memukuli mahasiswa hingga ke dalam mushala. Aksi tersebut terjadi saat aparat berusaha membubarkan paksa demonstrasi menolak kenaikan BBM yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) gabungan di depan Kantor RRI, Selasa (25/11) sore.