REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peseteruan antara dua kubu di internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali memanas. Selasa (2/12) siang, sekelompok orang yang mengatasnamakan utusan Ketua Umum PPP versi Muktamar Surabaya, M Romahurmuziy mendatangi dan memaksa menduduki kantor DPP PPP di Jalan Diponegoro.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP DKI Jakarta, Abraham Lulung Lungana mengatakan, sekitar pukul 14.20 ada sekelompok orang yang mengatasnamakan utusan Romahurmuziy tiba-tiba memaksa masuk ke kantor DPP PPP.
"Saat terjadi keributan, mereka memaksa masuk namun kita dorong dia keluar. Kita cuma 30 orang mereka ada sekitar 250 orang," kata pria yang akrab disapa haji Lulung, kepada wartawan di kantor DPP PPP, Selasa (2/12).
Lulung melanjutkan setelah pihak berhasil mengeluarkan satgas utusan Romahurmuziy, polisi langsung datang untuk melakukan negoisasi antara kubu haji Lulung dan satgas utusan Romahurmuziy.
Ia mengatakan Satgas utusan Romahurmuziy memaksa Lulung membuat kesepakatan agar kantor DPP PPP bisa ditempati bersama. Kesepakatan itu kata Lulung dibuat berdasarkan tekanan.
"Kesepakatan saya buat agar di luar tidak terjadi apa-apa. Oleh karenanya saya buat pernyataan tapi di butir ketiga (dari kesepakatan) saya sampaikan bahwa kesepakatan ini setelah adanya pertemuan masing-masing elit partai," ujarnya.