REPUBLIKA.CO.ID, KUBA -- Kelompok FARC Kolombia mendeklarasikan gencatan senjata sepihak dalam konflik 50 tahun terakhir. Mereka mengatakan, baru akan menggunakan senjata jika tentara menyerang mereka.
Hal tersebut diumumkan setelah pembicaraan damai dengan pemerintah Kolombia. "Kami memutuskan untuk mendeklarasikan gencatan senjata unilateral dan mengakhiri penyerangan hingga waktu yang tidak ditentukan," kata negosiator perdamaian FARC di Kuba, dikutip AFP, Kamis (18/12).
Ia mengatakan langkah ini diharapkan berlangsung lama dan akan mengakhiri konflik. Gencatan senjata akan dimulai dini hari pada Sabtu. FARC meminta organisasi internasional untuk mengawasi, termasuk Palang Merah.
FARC telah berulang kali menyeru gencatan senjata bilateral sebagai bagian dari proses perdamaian. Namun, Presiden Juan Manuel Santos ternyata malah menolaknya. Ia mengatakan kelompok guerrillas tersebut memanfaatkan gencatan senjata dan malah akan mulai konflik.