REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jaringan internet Korea Utara mati total setelah berjam-jam mengalami ketidakstabilan, Senin (22/12). Pakar siber mengatakan jaringan internet kemungkinan diserang setelah insiden peretasan Sony Pictures.
''Internet Korea Utara benar-benar mati total,'' kata presiden analisis data dari Dyn Research, Earl Zmijewski, pada AFP. Firma yang keamanan siber tersebut mengatakan koneksi internet antara Korut dan luar negeri mulai tidak stabil sejak akhir pekan.
''Ini berbeda dengan yang pernah terjadi sebelumnya,'' kata Zmijewski. Koneksi jaringan Pyongyang jatuh setelah Presiden AS Barack Obama mengatakan akan membalas aksi peretasan oleh Korut seperlunya.
''Aku tidak terkejut jika mereka melakukan serangan baru-baru ini,'' kata direktur analis internet Dyn Research, Doug Madory. Sementara, pihak berwenang AS menolak dikonfirmasi terkait apakah Washington telah mengambil aksi melawan Pyongyang.
Washington telah meminta kompensasi dari Korut untuk Sony Pictures. ''Jika mereka mau membantu, maka mereka bisa mengaku dan memberi kompensasi pada Sony atas kerusakan yang telah mereka perbuat,'' kata juru bicara deputi departemen luar negeri, Marie Harf.
Sementara, pemerintah Korut menyangkal berada dibalik peretasan Sony yang menggagalkan perilisan film 'The Interview' pada Natal ini. Pyongyang telah menyatakan kesediaannya untuk ikut bergabung dengan AS dalam penyelidikan terkait insiden.