REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA-- Wakil Presiden Jusuf Kalla minta agar ketua umum dan anggota Kongres Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) untuk tidak lagi hanya memikirkan politik seperti ingin menjadi anggota DPR atau DPRD karena justru berpotensi menimbulkan perpecahan antarpengurus.
"Saya berharap agar KNPI tak lagi memikirkan keinginan duduk di kursi politik tapi hendaknya menjadi profesional," kata Jusuf Kalla saat menjadi pembicara kunci dalam Kongres Pemuda/Kongres Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) XIV, di Jayapura, Papua, Kamis (26/2).
Hadir dalam acara itu antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edy Purdjianto, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Gubernur Papua Lukas Enembe, serta Ketua Umum KNPI Taufan E. Rotorasiko.
Wapres mengatakan jika KNPI berkiblat ke salah satu ormas, partai politik, suku, agama, ras dan adat istiadat maka juustru akan memicu terjadinya konflik yang pada akhirnya bisa menimbulkan perpecahan. Padahal, kata Kalla, KNPI seharusnya bisa menghimpun seluruh pemuda di Indonesia agar dapat bersatu dan memikirkan kemajuan bagi bangsa dan negara secara bersam-sama.
"Memang memikirkan politik itu penting tapi akan lebih bagus kalau KNPI bisa menciptakan profesional dan wirausaha yang handal," katanya.
Dikatakan wapres, supaya KNPI dicintai masyarakat dan pemuda hendaknya sudah mulai mengalihkan pikiran bagaimana memajukan bangsa dan negara dengan menciptakan profesional handal berbagai bidang usaha.
Profesional dan wirausaha muda, kata Kalla, dinilai sangat penting bagi Indonesia dala menghadapi tantangan ekonomi yang saat ini dihadapi terutama menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Taufan E. Rotorasiko mengatakan agenda Kongres ini adalah pemilihan ketua umum baru NKPI yang berlangsung secara dinamis. Dikatakan penyelenggaraan kongres di Papua sekaligus ingin membuktikan bahwa provinsi tersebut aman dan damai sehingga layak menyelenggarakan kegiatan berskala nasional.