Jumat 20 Mar 2015 14:41 WIB

Cegah WNI Gabung ISIS, Indonesia dan Turki Tingkatkan Hubungan Bilateral

Rep: C07/ Red: Bayu Hermawan
Militan ISIS kuasai Irak dan Suriah.
Foto: NBCnews
Militan ISIS kuasai Irak dan Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Arrmanatha Nasir mengatakan sampai saat ini terus berkomunikasi dengan Pemerintah Turki, terkait 16 warga negara Indonesia (WNI) yang ditangkap di negara itu.

"Tim keamanan kita kan sudah bertemu dengan pihak keamanan di Turki," ujarnya di Kantor Kementrian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (20/3).

Pria yang akrab disapa Tata itu melanjutkan selain membahas 16 WNI, tim yang dikirimkan ke Turki juga akan membahas kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Turki. Sehingga ke depannya, apabila ada kejadian yang serupa maka akan bisa ditangani lebih cepat.

"Kalau bisa malah dicegah terlebih dulu," ucapnya.

Seperti diketahui, Pemerintah Turki menangkap 16 warga negara Indonesia (WNI) yang sempat dikabarkan hilang dan disinyalir akan bergabung dengan kelompok ISIS.

Namun, 16 WNI tersebut berbeda identitasnya dengan 16 WNI yang memisahkan diri saat ikut tur ke Istanbul, Turki. Adapun ke-16 WNI ditangkap saat akan menyeberang ke Suriah melalui jalur yang selama ini sering digunakan simpatisan ISIS.

Ribuan warga asing dari lebih 80 negara, termasuk Inggris, Eropa, Cina dan AS telah bergabung dengan ISIS dan kelompok radikal lain di Suriah dan Irak. Sebagian besar masuk melalui Turki.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement