REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Organisasi angkutan darat (Organda) Kabupaten Semarang belum melakukan penyesuaian tarif angkutan umum menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Jumat (27/3) ini.
Kenaikan BBM jenis premium Rp 6.800 menjadi Rp 7.300 per liter, dan solar dari Rp 6.400 jadi Rp 6.900 per liter dikhawatirkan berdampak bagi tarif angkutan umum.
Ketua Organda Kabupaten Semarang Hadi Mustofa mengatakan, naik turunnya harga BBM oleh Pemerintah menyebabkan tarif angkutan menjadi ‘rusak’.
Sebab ada kemungkinan harga BBM akan dinaikan kembali di tahun 2015 ini. Sehingga Organda masih menunggu keputusan final kenaikan BBM di tahun 2015 ini.
“Setelah itu, baru kita ngomong soal penyesuaian tarif angkutan umum,” tegasnya, saat dikonfirmasi perihal kenaikan harga BBM di Ungaran, Kabupaten Semarang, Ahad (29/3).
Sebab, jelasnya, dalam kurun waktu kurang dari enam bulan ini, harga BBM sudah beberapa kali berganti. Mulai dari kenaikan harga, turun harga hingga harga naik lagi.
Sehingga tarif angkutan pun ikut fluktuatif untuk menyesuaikannya. Kondisi itu mempengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum.
Karena tarifnya menjadi tidak menentu. Bukan tidak mungkin kondisi ini akan memicu masyarakat untuk beralih menggunakan sepeda motor pribadi.
Sebab Pemerintah juga berencana menaikan harga BBM lagi, awal bulan depan. “Ini kan semakin membingungkan lagi bagi para pelaku jasa angkutan umum,” tegas Mustofa.
Sebab, tambahnya, harga BBM naik turun dalam waktu yang berdekatan. Jika awak angkutan umum ikut menaikan tarif hingga berkali-kali tentunya akan mempengaruhi pengguna angkutan.
Terkait hal ini, Organda masih akan menunggu kepastian ada atau tidaknya kenaikan harga BBM di tahun 2015 ini. Jika nanti sudah ada kepastian kenaikan harga BBM di bulan depan Organda baru akan menyesuaikan.
Sebab baru sekitar satu bulan Perbup (peraturan bupati) yang mengatur tarif angkutan disosialisasikan, sudah mau ganti lagi tarifnya. Ia juga menyadari jika anggotanya juga berharap ada kenaikan tarif, sebab kenaikan harga BBM berpengaruh pada membengkaknya biaya operasional angkutan umum.
“Kami masih bingung untuk menentukan tarif. Untuk sementara memang kami belum melakukan apa- apa terkait kenaikan kembali harga BBM ini,” tambahnya.