REPUBLIKA.CO.ID, KARANG ANYAR -- Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan salah satu tantangan terbesar bangsa Indonesia pada saat ini adalah kurangnya keteladanan dari para pemimpinnya. Menurutnya, dengan tiada keteladananan, contoh nyata telah tersaji, yakni banyaknya perseteruan para elit-elit politik di DPR dan pemerintahan.
"Sekarang ini tantangan yang kita hadapi salah satunya, kurangnya keteladanan dari para pemimpin bangsa," ujarnya saat berdialog di pendopo Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (1/4).
Mahyudin bersama anggota MPR Hardi Soesilo melakukan sosialisasi kebangsaan kepada ratusan PNS dan Forum Pimpinan Daerah Kabupaten Karanganyar. Menurut Mahyudin, persoalan keteladanan ini menjadi persoalan sendiri.
Selain hilangnya keteladanan, tambah Mahyudin, munculnya paham radikalisme juga membahayakan keutuhan bangsa. "Paham-paham radikalisme, ini perlu dibentengi," kata Mahyudin.
Dalam kesempatan itu Mahyudin juga menjelaskan posisi MPR dalam sistem ketatanegaraan pasca amandemen UUD 45. Menurut Mahyudin meskipun MPR saat ini bukan lagi sebagai lembaga tertinggi negara, namun masih memiliki kewenangan tertinggi diantaranya menggangkat dan memberhentikan presiden melalui proses pemakzulan.