Rabu 01 Apr 2015 18:39 WIB

'Rakyat Kekurangan Contoh Keteladanan'

Wakil Ketua MPR RI Mahyudin
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Wakil Ketua MPR RI Mahyudin

REPUBLIKA.CO.ID, KARANG ANYAR -- Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan salah satu tantangan terbesar bangsa Indonesia pada saat ini adalah kurangnya keteladanan dari para pemimpinnya. Menurutnya, dengan tiada keteladananan, contoh nyata telah tersaji, yakni banyaknya perseteruan para elit-elit politik di DPR dan pemerintahan.

"Sekarang ini tantangan yang kita hadapi salah satunya, kurangnya keteladanan dari para pemimpin bangsa," ujarnya saat berdialog di pendopo Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (1/4).

Mahyudin bersama anggota MPR Hardi Soesilo melakukan sosialisasi kebangsaan kepada ratusan PNS dan Forum Pimpinan Daerah Kabupaten Karanganyar. Menurut Mahyudin, persoalan keteladanan ini menjadi persoalan sendiri.

Selain hilangnya keteladanan, tambah Mahyudin, munculnya paham radikalisme juga membahayakan keutuhan bangsa. "Paham-paham radikalisme, ini perlu dibentengi," kata Mahyudin.

Dalam kesempatan itu Mahyudin juga menjelaskan posisi MPR dalam sistem ketatanegaraan pasca amandemen UUD 45. Menurut Mahyudin meskipun MPR saat ini bukan lagi sebagai lembaga tertinggi negara, namun masih memiliki kewenangan tertinggi diantaranya menggangkat dan memberhentikan presiden melalui proses pemakzulan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement