Rabu 15 Apr 2015 14:52 WIB

PM Irak Temui Obama, Bahas Peran Iran terhadap ISIS

Rep: Gita Amanda/ Red: Ilham
Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi bersama tentara Irak di Tikrit.
Foto: REUTERS/Stringer
Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi bersama tentara Irak di Tikrit.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perdana Menteri Irak Haidel al-Abadi untuk kali pertama melakukan lawatan ke Amerika Serikat. Ia bertemu dengan Presiden Barack Obama pada Selasa (14/4), untuk membahas berbagai hal, termasuk soal bantuan AS dan keterlibatan Iran di Irak.

Obama dan Abad menggelar pertemuan di Kantor Oval Gedung Putih. Keduanya membahas keterlibatan Iran dalam melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak. Obama mengatakan, ia dan Abadi membahas masalah tersebut secara panjang lebar.

Obama berharap kedua negara tetangga tersebut dapat menjalin hubungan baik. Ia juga mengakui, mobilisasi milisi Syiah untuk melawan ISIS tahun lalu diperlukan. Tapi, Obama menegaskan, bahwa kekuatan asing mana pun yang membantu Irak hendaknya tunduk pada kendali Abadi.

"Setelah Perdana Menteri Abadi mengambilalih kekuasaan, sejak saat itu, setiap bantuan asing untuk mengalahkan ISIS harus melalui koordinasi dengan pemerintah Irak. Itulah cara menghormati kedaulatan Irak," kata Obama.

Obama menambahkan, bantuan tersebut tak hanya perlu koordinasi, namun juga tanggung jawab kepada pemerintah Irak dan menyalurkan bantuan tersebut melalui rantai komando.

Dalam kunjungan pertamanya tersebut, Abadi menyambut pernyataan Obama. Ia mengatakan, Irak akan menghormati kedaulatan negara lain dan berharap negara lain juga melakukan hal yang sama. Abadi mengatakan, semua yang berjuang di Irak berada di bawah kontrol negara.

"Saya sadar negara-negara regional memiliki kepentingan sendiri, saya menyambut bantuan yang diberikan dan berterima kasih. Tapi kami tak menerima intervensi di Irak atau pelanggaran atas kedaulatan Irak," ungkap Abadi.

Selain membicarakan masalah Irak, tujuan Abadi mendatangi Obama adalah mengharapkan bantuan militer. Namun, juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, Abadi tak mengajukan permintaan khusus mengenai dukungan militer tambahan selama pertemuan.

sumber : Reuters/AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement