REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staff Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Agus Supriatna, angkat bicara soal insiden terbakarnya pesawat tempur F-16 di Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Sebelumnya, pesawat tempur F-16 dengan tail number TS-1643 terbakar dan gagal take off.
Menurut KSAU, pesawat tersebut adalah pesawat yang baru datang dari Amerika Serikat. Pesawat tempur itu pun didatangkan dengan skema hibah dari Pemerintah Amerika Serikat.
''Pesawat itu adalah pesawat baru datang, yang hibah dari Amerika Serikat, yang diambil dari block 25,'' kata Agus kepada wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/5).
Ia mengatakan insiden terbakarnya pesawat tempur F-16 ini merupakan kejadian pertama. Dengan peristiwa tersebut, pihaknya akan melakukan kajian dan evaluasi terkait adanya skema hibah pesawat dari negara-negara lain, termasuk dari Amerika Serikat.
''Jadi kalau beli pesawat, lebih baik beli yang baru. Jelas kami akan kaji dan evaluasi (skema hibah pesawat), karena ini pengalaman pertama juga yang kami alami. Dari tahun 90an belum pernah terjadi engine fire,'' katanya.
Agus menjelaskan, pesawat tempur buatan Amerika Serikat itu mengalami engine fire saat hendak melakukan take off. Kemudian, Letkol pnb Firman, selaku pilot pesawat langsung memutuskan untuk meninggalkan pesawat. Pesawat buatan tahun 80an itu pun akhirnya sempat berhenti dan sempat terbakar di lintasan.
''Karena bahan bakar pesawat itu masih banyak, maka terjadilah kebakaran pesawat itu. Tapi Alhamdulillah, pilotnya sudah dibawa ke Rumah Sakit dan sudah sadar, tidak ada masalah,'' tutur Agus.
Tidak hanya itu, Agus juga menegaskan, saat ini pesawat yang terbakar itu sudah dipindahkan dari lintasan pesawat. Sehingga tidak mengganggu penerbangan lainnya.
Agus pun membantah jika pesawat yang terbakar itu merupakan bagian dari kegiatan Apel Kebesaran dan Pengangkatan Presiden Joko Widodo sebagai Warga Kehormatan Pasukan Khusus TNI, yang memang diwarnai dengan atraksi fly pass pesawat F-16.