REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI--Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi, Tri Adhianto meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) bertanggung jawab memperbaiki amblesnya badan jalan I Gusti Ngurah Rai, Kecamatan Bekasi Barat.
"Saya sudah melayangkan surat permintaan ke Bagian Pengembangan Penyehatan Lingkungan dan Permukiman (PPLP) Kemenpupera selaku pelaksana proyek," katanya di Bekasi, Kamis (16/4).
Menurut dia, badan Jalan I Gusti Ngurah Rai yang ambles berada tepat di sekitar Stasiun Cakung dengan diameter lubang 2 x 1 meter dan kedalaman sekitar 2 meter. Kondisi itu dianggap membahayakan pengguna jalan karena terletak pada posisi ramai pengendara pada jam sibuk.
"Pada Selasa (14/4), kami sudah meninjau ke lapangan untuk melihat langsung. Ternyata amblesnya jalan ini karena tidak mampu menopang beban muatan kendaraan yang melintas di jalan, sedangkan cairan beton di jalan itu masih dalam proses pengerasan," katanya.
Tri mengatakan, proyek pembuatan saluran air oleh Kemenpupera telah membuat badan jalan yang rapuh menjadi rusak karena tingginya lintasan kendaraan bertonase berat di lokasi itu.
Proyek pembangunan saluran air ini dibuat untuk mencegah banjir yang biasa melanda di Permukiman Griya Bintara dan Medansatria. "Panjang proyeknya sejauh 540 meter dengan biaya mencapai Rp28 miliar," katanya.
Sementara itu, kondisi Jalan I Gusti Ngurah Rai yang berlubang sejak Senin (13/4) itu dikeluhkan para pengendara bermotor.
"Jalan ini merupakan penghubung dari arah Pondokkopi Jakarta Timur mengarah ke Jalan Jendral Sudirman, Kota Bekasi. Sekarang saya harus lebih hati-hati lewat sana karena sudah ada lubangnya yang cukup dalam," kata Nando (33).
Menurut pegawai perusahaan swasta di Jakarta itu, beberapa waktu lalu sebuah truk sempat terperosok ke lubang tersebut.
"Sebab masyarakat sekitar hanya menutupinya dengan tripleks dan sebuah pagar pembatas jalan," katanya.