REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Miras (Genam), Fahira Idris mengapresiasi kebijakan pemerintah yang melarang penjualan minuman beralkohol (minol) berkadar di bawah lima persen di seluruh minimarket di Indonesia.
Dalam pemahaman lama, banyak yang mengatakan konsumsi minol di kalangan remaja lebih disebabkan pengaruh teman sebaya.
Namun, sesungguhnya ada faktor-faktor tambahan yang memengaruhi kebiasaan minum remaja ini. Apa saja itu? Berikut rinciannya, dilansir dari Choices Scholastik, Jumat (17/4).
1. Keluarga
Penelitian terbaru yang dimuat dalam the Journal of Studies on Alcohol and Drugs menyebutkan, ketika anak-anak ditawarkan seteguk minol ketika mereka SMP, maka mereka cenderung semakin menyukai mikol ketika SMA, bahkan mungkin ikut pesta minuman keras (miras) diusia labil tersebut. Yang menarik adalah ada anak-anak yang coba-coba diberikan minol oleh orang tuanya sendiri dalam sebuah pesta atau acara khusus.
Kemungkinan besar bukan faktor rasa yang memicu keinginan remaja lebih banyak minum minol, melainkan mereka tumbuh dalam lingkungan dimana alkohol secara teratur disediakan orang tua mereka dalam pergaulan sosial mereka.
2. Teman sebaya
Jika anak Anda berteman dengan teman sebaya yang memberikan pengaruh positif, maka mereka akan jauh dari sentuhan minol. Sebaliknya, jika mereka memiliki teman sebaya dengan kebiasaan yang suka minum minol, maka anak Anda sangat mungkin akan mengikutinya juga.
3. Budaya
Kemudahan remaja untuk mendapatkan mikol turut berkontribusi mendorong pola konsumsi minuman keras mereka semakin tinggi. Pendidikan orang tua adalah kunci dalam mencegah penyalahgunaan atau ketergantungan anaknya pada minol.
Misalnya, seorang remaja Indonesia yang kuliah di luar negeri mungkin akan terpengaruh untuk mencoba minol karena masing-masing negara memiliki hukum berbeda menyikapi penggunaan alkohol.
4. Media
Studi dari Journal of Pediatrics menemukan ketika remaja sering menonton adegan penggunaan minol dalam film, maka itu juga memengaruhi faktor apakah mereka mau atau tidak mencoba hal yang sama.
5. Teknologi
Anak-anak menggunakan media sosial untuk menemukan hal-hal yang tidak mereka ketahui. Mereka juga menyadari mabuk bisa membuat mereka melakukan hal-hal bodoh. Namun, berkat teknologi juga anak bisa terpapar alkohol. Teknologi memiliki pengaruh yang besar juga.