REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Siswa SMPN 3 Banyubiru, desa Wirogomo, kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang tetap melaksanakan ujian nasional (UN), Senin (4/5). Ujian berlangsung khidmat, meski mereka tahu berada di tengah ancaman longsor.
Sebanyak 50 orang siswa melaksanakan UN hari pertama di gedung sekolah yang dalam dua bulan terakhir sudah dikosongkan akibat ancaman longsor tebing Gunung Kelir. Para siswa pun mengaku terpaksa harus mengikuti UN dalam suasana was-was.
“Was- was kalau tiba- tiba saja terjadi longsor,” tegas siswa kelas IX, Anjas, Senin (4/5).
Apa yang dikatakan siswa ini bukan tanpa sebab. Tebing Gunung Kelir setinggi hampir 200 meter berada tepat di di belakang sekolahnya juga sudah beberapa kali mengalami longsor. Terakhir, material longsoran juga mengubur tanggul dan saluran irigasi. Material longsor ini bahkan telah merusakkan beberapa bagian mushala serta fasilitas parkir yang berada di lingkungan SMPN 3 Banyubiru.
“Terakhir tebing Gunung Kelir kembali longsor hingga merusakkan bagian mushala dan fasilitas parkir pada Selasa (21/4) siang,” kata Kepala Sekolah SMPN 3 Banyubiru, Purnomo.
Ia menjelaskan, awalnya proses pelaksanaan UN jenjang SMP sederajat di sekolahnya tersebut bakal dilaksanakan di gedung SDN 02 Wirogomo, atau tempat kegiatan belajar mengajar (KBM) sementara siswa SMPN 3 Banyubiru. Namun karena pertimbangan teknis harus ‘mengalahkan’ siswa SDN 02 Wirogomo, akhirnya diputuskan pelaksanaan UN dilaksanakan di sekolah sendiri.
Selain itu, pelaksanaan UN jenjang SMP sederajat ini hanya berlangsung empat hari saja. Bahkan tiap harinya penggunaan ruang UN ini juga tidak sampai pukul 12.00. Konsekuensinya, pihak sekolah harus menyiapkan tiga ruang untuk pelaksanaan UN bagi 50 siswa peserta. Itupun harus dipilih ruangan yang lokasinya jauh dari titik longsoran.
“Memang kekhawatiran kami hanya satu, kalau hujan turun pada saat pelaksanaan UN ini masih berlangsung. Sebab risiko longsoran tebing akan semakin besar.” tambah Purnomo.
Seperti diketahui, akibat longsornya tebing Gunung Kelir yang teradi pada Kamis (12/3), 166 siswa SMPN 3 Banyubiru harus ‘boyongan’ ke gedung SDN 02 Wirogomo agar proses KBM dapat berjalan lebih aman dan tenang. Termasuk 50 orang siswa yang menjadi peserta UN jenjang SMP sederajat kali ini. Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang memutuskan agar gedung SMPN 3 Banyubiru ini dikosongkan demi keamanan dan kenyamanan KBM.