REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Umum DPP PPP hasil Muktamar Surabaya, Romahurmuziy menegaskan para petualang politik tidak diperbolehkan memimpin partai berlambang Ka'bah itu. Sebab, menurutnya PPP adalah partai kader.
Romy menyebutkan, terkait dengan kepimpinan, Allah SWT berfirman jadikanlah pemimpin atau pekerjakanlah orang-orang yang memiliki kekuatan dan kepercayaan. "Kuat bukan hanya fisik, bukan hanya logistiknya kalau kita berbicara tentang partai politik tapi juga kuat ilmu pemahaman akan akar tradisi dari PPP," ujarnya saat menyampaikan pidato sambutan pada pembukaan Musyawarah Wilayah DPW PPP Jawa Tengah di Semarang, Selasa (26/5).
Menurutnya, tidak pernah ada cerita seorang mualaf bisa langsung menjadi imam di sebuah masjid. "Yang namanya mualaf itu belajar dulu rukun Islam, rukun iman, akidah, dan kalau sudah fasih baru menjadi imam," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Romy menjelaskan Muswil DPW PPP di Jateng ini merupakan muswil provinsi yang ke-29 dari 34 provinsi di Indonesia. "Sebelumnya saya membuka muswil di Nusa Tenggara Timur, dan Minggu (31/5) saya mesti membuka muswil di Bali, dan pada Sabtu (30/5) buka muswil di Manokwari, Papua Barat," ujarnya.
Hal itu, kata dia, menunjukkan sehatnya organisasi di tubuh PPP di luar dinamika partai seperti yang ada di berbagai media. "Saya tegaskan, dualisme (kepemimpinan di PPP) itu tidak ada dan apa yang ada di media itu dibesar-besarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," katanya.