REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta meminta para pelaku usaha kecil menengah Yogyakarta memaksimalkan sektor industri kreatif karena lebih diminati pasar luar negeri.
"Industri Kreatif saat ini menjadi primadona di pasar internasional sehingga perlu digarap secara serius oleh UKM di Yogyakarta," kata Wakil Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Wawan Harmawan di Yogyakarta, Jumat (29/5).
Menurut Wawan, Yogyakarta memiliki banyak sumber daya manusia (SDM) kreatif dalam bidang industri kreatif. Hal itu karena didukung banyaknya wahana riset kreatif di kampus disertai suasana budaya yang kental.
Menurut dia industri kreatif asli Yogyakarta yang telah mendunia, ia mencontohkan, seperti film animasi "battle of Surabaya" dan "Ajisaka" yang digarap oleh SDM dari kampus STMIK AMIKOM Yogyakata.
"Saya kira itu bisa menjadi pemicu bagi pemuda lainnya untuk menekuni bisnis animasi atau industri kreatif lainnya," kata dia.
Menurut dia, terdapat banyak item industri kreatif sangat potensial digarap oleh pelaku UKM di Yogyakarta, di antaranya bisnis desain, fesyen, kerajinan bernilai seni, arsitektur, periklanan, serta Film video.
Senada dengan Wawan, Kepala Bidang Peradagangan Dalam Negeri Disperindagkop UMKM DIY, Eko Witoyo juga menilai masyarakat Yogyakarta khususnya yang telah berkecimpung di sektor UKM memiliki potensi yang tinggi untuk memaksimalkan sektor industri kreatif.
Hal itu dilihat dari potensi SDM yang unggul untuk mengembangkan sektor tersebut, meski dari sisi persediaan bahan baku masih terbatas. "Sampah saja bisa diubah menjadi produk bernilai jual tinggi. Saya kira masyarakat Yogyakarta memiliki keunggulan di bidang itu, hanya saja perlu terus kita dorong," katanya.