REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten mewaspadai penyebaran paham radikal dari kelompok ISIS. Hal itu karena radikalisme kelompok ISIS bisa memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kita berharap masyarakat dan ulama berperan aktif untuk mencegah faham radikalisme dan ISIS dilarang berkembang di Lebak," kata Asisten Daerah (Asda) IV Sekertariat Pemerintahan Daerah Kabupaten Lebak, Tajudin Yamin.
Ia mengatakan, pemerintah daerah terus mengoptimalkan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat, mahasiswa, pelajar dan organisasi kepemudaan guna mencegah ajaran kekerasan.
Sebab ajaran kekerasan tidak sesuai dengan ajaran Islam yang mengutamakan kedamaian. Karena itu, pihaknya meminta ajaran radikalisme maupun ISIS harus dimusnahkan karena bisa mengancam keruntuhan persatuan dan kesatuan.
"Kami minta warga jika terdapat ajaran yang menyimpang terlebih dahulu berkoordinasi dengan aparat hukum dan tokoh agama," ujarnya.
Ia mengajaka masyarakat jangan sampai terbujuk menjadi anggota kelompok faham radikalisme maupun ISIS. Sebab ajaran mereka itu cukup merugikan diri sendiri juga keluarga maupun masyarakat.
"Kami berharap warga tidak masuk anggota yang dilarang negara itu," ujarnya.
Sementara Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak KH Baijuri mengimbau masyarakat mewaspadai bila ada orang yang tidak dikenal memberikan hadiah maupun ibadah umrah.
Penyebarluasan paham sesat atau radikalisme dengan cara memberikan sesuatu untuk menarik para jamaahnya. Pihaknya telah melakukan pengawasan dan koordinasi dengan ribuan ulama untuk memantau keberadaan ISIS di Kabupaten Lebak.
"Kami mengajak masyarakat agar mencegah ajaran keras karena tidak sesuai dengan ajaran Islam," katanya.
Komandan Militer (Kodim) 0603 Lebak Letkol Inf Donal Erikson Silitonga mengatakan, saat ini Lebak steril dari ajaran radikalisme dan ISIS sehingga memberikan ketertiban dan keamanan.
Selama ini Lebak cukup berpotensi dimasuki paham radikalisme, terlebih berdekatan dengan DKI Jakarta juga terdapat desa-desa terpencil.
Ia berharap masyarakat waspada jika ada lembaga keagamaan maupun sosial menyalurkan bantuan karena khawatir mengajak ajaran sesat atau paham radikalisme. Karena itu, pihaknya melibatkan ulama agar masyarakat dapat memahami ajaran Islam yang benar.
"Kami yakin peran ulama sangat penting untuk mencegah paham sesat maupun radikalisme," tandasnya.