Ahad 14 Jun 2015 08:47 WIB

Kapolri: Pilkada Rawan Konflik di Sulawesi Selatan dan Tengah

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti memimpin upacara pelantikan pergantian perwira tinggi Polri di Mabes Polri, Jumat (12/6).(Republika/Wihdan Hidayat)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti memimpin upacara pelantikan pergantian perwira tinggi Polri di Mabes Polri, Jumat (12/6).(Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Kepolisian Republik Indonesia melakukan pemetaan terjadap daerah-daerah yang memiliki potensi kerawanan konflik cukup tinggi saat pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah serentak pada 9 Desember 2015.

"Secara umum seluruh persiapan sudah dilakukan baik krsiapan personel di masing-masing kabupaten/kota yang menggelar pilkada maupun kegiatan operasi dan lain-lain," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti usai menjadi pembicara dalam simposium nasional di Universitas Jember, Jawa Timur, Sabtu (13/6).

Menurutnya pilkada akan digelar serentak di sembilan provinsi dan sebanyak 269 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. "Setiap daerah memiliki kriteria tingkat kerawanan masing- masing, ada yang kerawanannya cukup tinggi, sedang, dan aman-aman saja berdasarkan indikator yang sudah diinventarisasi," tuturnya.

Berdasarkan pemetaan, lanjut dia, beberapa daerah rawan berada di Sulawesi Selatan dan Tengah yang memiliki kategori potensi kerawanan cukup tinggi, termasuk Poso. "Untuk Jawa Timur masuk kategori kerawanan sedang-sedang saja," ucap pria kelahiran Desa Paleran, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember itu.

Dia menjelaskan, Polri sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi, agar pelaksanaan pilkada serentak tersebut berjalan aman dan lancar.

Usai menghadiri kegiatan simposium di Universitas Jember, Kapolri yang didampingi Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf melanjutkan perjalanan ke Probolinggo. Sementara Kapolres Jember AKBP Sabilul Alif mengatakan Polres Jember menyiagakan sebanyak 1.200 personel untuk mengamankan pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah setempat.

"Kami sudah berkoordinasi dengan KPU tentang pengamanan pilkada, bahkan Polres Jember sudah melakukan operasi cipta kondisi, sebelum pengamanan pilkada dimulai," katanya.

Menurut dia, Operasi Cipta Kondisi itu melibatkan tiga pilar yakni Babinkamtibmas, Babinsa, dan kepala desa untuk menciptakan suasana kondusif sebelum pilkada. "Ketiga elemen paling bawah itu merupakan ujung tombak dari Polri, TNI, dan pemerintah daerah, sehingga konflik yang ada dapat ditekan sedini mungkin," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement