Kamis 18 Jun 2015 23:45 WIB

Angkasa Pura II Pasrah 6 Bandara yang Merugi Diambil Alih Kemenhub

Rep: c18/ Red: Maman Sudiaman
Budikarya Sumadhi
Foto: Prayogi/Republika
Budikarya Sumadhi

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Budikarya Sumadhi tidak akan menghalangi niat Kementrian Perhubungan (Kemnhub) untuk mengambil alih pengelolaan enam bandara yang terus merugi.

"Kalau memang mau diambil silakan," ungkap Budikarya Sumadhi, Rabu (18/6) di Tangerang.

Budi menjelaskan, sejauh ini ada enam bandara yang terus mengalami kerugian. Katanya, kerugian tersebut disebabkan oleh besarnya biaya operasional yang harus di tanggung Angkasa Pura II.

"Pemasukan dan daya dukung penumpang belum sebesar biaya yang dipikul," terang Budi.

Meski demikian Budi menilai wajar kerugian yang terus dalami keenam bandara tersebut. Pasalnya, ungkap Budi, keenam bandara itu baru beroperasi kurang dari lima tahun.

"Seperti juga bisnis, biasanya kita investasi pertama itu pasti rugi. Tapi itu tidak masalah," jelas Budi.

Budi mengatakan biasanya bandara baru mulai menunjukkan kenaikan pendapatan jika sudah beruperasi minimalnya lima tahun. Dalam kurun waktu tersebut, kata Budi, bandara biasanya sudah bisa meng-'cover' biaya operasional yang dipikul.

Keenam bandara yang terus merugi antara lain Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh), Minangkabau (Padang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), dan Silangit (Tapanuhi Utara).

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan berniat mengambil alih bandara yang dikelola Ankasa Pura I dan Angkasa Pura II lantaran terus merugi. Katanya, hal tersebut dilakukan menghindari kerugian yang mungkin muncul pada BUMN.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement