REPUBLIKA.CO.ID, SASEBO -- Saat datang ke sebuah hotel, biasanya kita akan disambut oleh resepsionis. Begitu juga setelah melakukan pemesanan kamar, barang-barang yang kita bawa akan diangkat dan diantarkan oleh seorang bell boy.
Hal serupa juga dapat kita temui saat megunjungi Weird Hotel atau juga sering disebut Henn na Hotel, sebuah hotel yang ada di Jepang. Tetapi, bila membayangkan resepsionis, bell boy, maupun pekerja lain yang berada di sana adalah sama seperti kita, yaitu manusia, kamu salah besar.
Semua karyawan yang ada di hotel yang tepatnya berlokasi di bagian barat daya Jepang ini adalah robot. Mulai dari kedatangan, para pengunjung akan melihat seorang resepsionis perempuan yang cantik dengan bulu mata tebal yang selalu mengerling, dan tak hanya itu, ada seekor dinosaurus yang menyambut kedatangan tamu dengan menggunakan bahasa Inggris. Itu semua adalah robot.
Saat hendak memasuki kamar yang didapat, bukan bell boy yang dengan sigap mengangkat koper. Tetapi, yang ada justru troli otomatis, yang mampu mengantar koper serta bawaan lainnya langsung tepat ke kamar.
Robot serta alat-alat canggih yang membuat keberadaan tenaga kerja manusia seperti umumnya tergantikan. Weird Hotel disebut menggunakan kemajuan teknologi ini untuk menghemat biaya, yang seharusnya dikeluarkan untuk menggaji para karyawan.
Hideo Sawada, pimpinan yang mengelola hotel ini mengatakan robot adalah bukti pemanfaatan teknologi yang sebesar-besarnya. Ia pun menekankan bahwa robot yang digunakan di Weird Hotel bukanlah untuk upaya tipu muslihat, seperti yang terkadang dituduhkan orang-orang.
"Justru robot ini adalah bukti dari pemanfaatan teknologi yang sebesar-besarnya hingga manusia bisa mencapai efisiensi. Tidak ada tipu muslihat dari kecanggihan teknologi ini," ujar Sawada, Rabu (15/7).
Selain robot yang unik dan lucu, serta troli otomatis yang akan mengangkat barang bawaan pengunjung, masih terdapat hal yang membuat kita terpukau pada Weird Hotel. Para pengunjung di hotel ini akan mendapatkan kunci yang berbeda pada umumnya.
Bukan kunci elektronik standar, yang biasanya menggunakan kartu untuk membuka kamar, tetapi justru pengunjung harus mendaftarkan wajahnya dengan sebuah salat saat proses check in. Hal ini untuk mengantisipasi adanya kesalahan teknis yang membuat tamu tak bisa masuk ke kamarnya. Robot dikatakan sebagai sosok yang tidak lihai dalam mencari kunci.