Kamis 30 Jul 2015 20:00 WIB

Pengamat: Anis Matta Masih Miliki Kekuatan Pimpin PKS Lagi

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Peluang Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ini, Anis Matta untuk kembali memimpin partai dinilai sangat terbuka. Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha mengatakan ada beberapa faktor yang menjadi kekuatan Anis Matta untuk terpilih kembali jadi Presiden PKS.

Pertama, Anis Matta terpilih sebagai Presiden PKS saat ini bukan karena proses periodesasi yang dijalankan oleh partai. Sebab, didaulatnya Anis Matta menjadi Presiden PKS adalah untuk menggantikan Presiden PKS sebelumnya, Luthfi Hasan Issaq yang tersangkut kasus suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Jadi, Anis Matta berpeluang untuk masuk secara resmi dalam periodesasi partai melalui muktamar di PKS. “Dua, Anis Matta memiliki kekuatan besar di internal PKS sendiri, sebab, dia adalah mantan sekretaris jenderal,” kata Hanta Yudha pada Republika, Kamis (30/7).

Hanta Yudha menambahkan, kekuatan ketiga Anis Matta untuk kembali menjadi presiden PKS adalah dia berasal dari kader generasi muda. Namun, sebagai kader generasi muda, ketokohan Anis Matta dapat dikatakan sejajar dengan kader generasi tua di PKS.

Selanjutnya, faktor kekuatan keempat bagi Anis Matta untuk menjadi presiden PKS adalah kesuksesannya mengembalikan kepercayaan publik di saat PKS dilanda prahara kasus suap oleh Presiden PKS sebelumnya.

“Dari perolehan suara PKS di pileg 2014 lalu, publik pasti tidak mengira PKS memeroleh suara tinggi meskipun sedang ada kasus korupsi oleh presidennya,” imbuh dia.

Artinya, Anis Matta membuktikan diri sebagai Presiden pengganti Luthfi Hasan Issaq yang mampu membawa lokomotif PKS memeroleh kepercayaan publik. Kekuatan terakhir Anis Matta adalah sosoknya berada dalam faksi yang dominan di internal PKS. Yaitu, ada di faksi sejahtera yang saat ini memang dominan di internal PKS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement