REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah di Bogor diakui berdampak terhadap dinamika jual beli di pasar tradisional. Para pedagang dan pembeli mengatakan, kualitas sayur-mayur cenderung menurun.
"Biasanya bagus-bagus, sekarang layu," ujar Rusmiati, salah satu pedagang sayur-mayur di Pasar Ciluar, Kabupaten Bogor.
Rusmiati menjelaskan, kondisi tersebut telah demikian dari penyedia sayur pada rantai distribusi sebelum ia. Ibu 44 tahun itu biasa membeli pasokan sayur-mayur dagangannya di Pasar Kemang, Salabenda.
Tidak hanya penurunan kualitas, Rusmiati juga mengeluhkan kenaikan harga. Komoditas wortel, misalnya, yang melonjak dari Rp 8.000 per kilogram menjadi Rp 10.000 per kilogram.
Kacang panjang, naik dari harga Rp 10 ribu ke harga Rp 16 ribu. Kangkung naik dari Rp 2.000 seikat menjadi Rp 3.000 seikat.
"Bayam biasanya Rp 1.000, sekarang Rp 3.000. Tadi pagi bahkan stoknya habis dari Pasar Kemang," ujarnya.
Ia kerap harus meladeni keluhan pelanggan yang memprotes kenaikan harga dan ketidaktersediaan stok. Padahal, kondisi tersebut juga dialami di pasar besar tempat ia berbelanja.
Rusmiati menduga, selain kekeringan, naiknya harga daging sapi juga menjadi faktor kenaikan harga. Ia berharap pemerintah melakukan sesuatu untuk menurunkan harga.
Sapri, pedagang sayur-mayur di Pasar Induk Jambu Dua, Kota Bogor, juga mengeluhkan hal yang sama. Namun, menurutnya kenaikan harga tak ada sangkut-pautnya dengan aksi mogok para penjual daging sapi.
"Ini karena musim kering, jadi mahal dan sayurnya cepat layu," ungkapnya, Selasa (11/8).
Pria yang telah 15 tahun berdagang sayur itu menyebutkan beberapa kenaikan harga komoditas. Harga kentang per kilogram, meningkat dari Rp 8.000 ke harga Rp 10.000.
Sementara wortel, kini dijual dengan harga Rp 7.000 hingga Rp 8.000. Padahal, harga sebelumnya hanya Rp 6.000 per kilogram.
"Cabai-cabaian semua pada naik. Cabai rawit sekilo biasa Rp 30 ribu jadi Rp 40 ribu. Tapi tomat murah, sekarang Rp 6.000," paparnya.
Kenaikan drastis dinilainya terjadi pada buncis, yang harga per kilonya naik dari Rp 15 ribu menjadi kisaran Rp 22 ribu sampai Rp 23 ribu. Sementara kacang panjang naik dari Rp 15 ribu ke angka Rp 20 ribu per kilogram.
Pria yang mengambil dagangan di pedagang besar di pasar yang sama itu menyebutkan, banyak pembeli yang komplain terhadap mahalnya harga tersebut. Ia berharap pemerintah melakukan sesuatu agar harga bisa turun atau stabil.
"Banyak hujan sayur jelek, kemarau juga jelek. Yang bagus itu kalau hujan seminggu dua kali," paparnya.