Kamis 20 Aug 2015 11:55 WIB
Rusuh Kampung Pulo

Korban Luka Mulai Berjatuhan di Kampung Pulo

Rep: C26/ Red: Angga Indrawan
Petugas kepolisian bersama Satpol PP berusaha memukul mundur massa dengan menembakkan gas air mata ketika terlibat kericuhan saat penggusuran bangunan di Kampung Pulo, Jakarta, Kamis (20/8).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Petugas kepolisian bersama Satpol PP berusaha memukul mundur massa dengan menembakkan gas air mata ketika terlibat kericuhan saat penggusuran bangunan di Kampung Pulo, Jakarta, Kamis (20/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah korban berjatuhan akibat bentrokan warga Kampung Pulo dengan petugas gabungan yang ditugaskan merelokasi warga dan bangunan di bantaran Sungai Ciliwung. Sedikitnya tiga warga dilarikan ke Rumah Sakit Hermina yang letaknya berdekatan dengan lokasi kerusuhan.

Warga Kampung Pulo RT 15 RW 03, Nur Ali (45 tahun), menyebut tiga warganya terluka akibat terkena lemparan batu petugas Satpol PP.

"Ada tiga orang yang berdarah. Sekarang ada di Rumah Sakit Hermina," ujarnya sambil menjaga gerbang yang diikat tali tambang.

Ia menyebut warga yang dilarikan ke rumah sakit bernama Baharuddin, Husin, dan Muhammad Ilyas. Selain itu, dua orang petugas juga dikabarkan terluka. Seorang petugas Satpol PP, Ronald menyebut temannya terluka di bagian dagu akibat lembaran batu warga.

Warga masih menolak petugas masuk untuk merelokasi. Puncaknya tadi warga membakar mobil eskavator yang akan menghancurkan bangunan-bangunan liar.

Petugas juga telah mengamankan lima warga yang diduga menjadi provokator kericuhan. Warga diamankan setelah sempat diamuk petugas Satpol PP yang juga emosi. 

Warga Kampung Pulo menolak relokasi karena tidak ada pembayaran ganti rugi atas penggusuran yang disepakati. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan rumah susun di Jatinegara Barat, Jakarta Timur sebagai penggantinya.

Proses relokasi ini juga disebut sudah molor daei jadwal seharusnya. Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Mustawardana menyebut proses relokasi harus dilakukan sesegera mungkin. Mengingat perintah gubernur yang menanti relokasi segera dilakukan.

"Jadwalnya sebelum lebaran sudah direlokasi. Tapi warga minta ditunda katanya mau lebaran. Nah sekarang sudah molor jauh dari jadwal," ujar Bambang usai apel sebelum relokasi pagi tadi. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement