Rabu 26 Aug 2015 02:13 WIB

2016, Kota Bogor Targetkan Bebas Kaki Gajah

Rep: C34/ Red: Julkifli Marbun
Penyakit Kaki Gajah
Foto: .
Penyakit Kaki Gajah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tahun 2016 mendatang, Kota Bogor menargetkan bebas dari penyakit kaki gajah (filariasis). Penyakit menular yang disebabkan cacing Filaria itu kini masih menjadi endemi di 241 kabupaten/kota di Indonesia.

Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bogor, Eddy Darma, mengatakan bahwa tahun depan pihaknya akan melakukan transmission assessment surveys (TAS) filariasis terakhir. Survei yang dilakukan untuk mengevaluasi keberadaan microfilaria pada anak sekolah itu menjadi syarat pemberian sertifikasi bebas kaki gajah oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"TAS harus dilakukan tiga kali, pertama sudah kami lakukan 2012, kedua 2014, nanti terakhir tahun depan," ungkapnya kepada Republika, Selasa (25/8).

Eddy menyebutkan, Kota Bogor menjadi kota pertama yang cepat dan tuntas menanggulangi kaki gajah. Pada tahun 2006, Kota Bogor telah melangsungkan survei darah jari dan memulai Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM) Filariasis pada tahun berikutnya.

Terdapat cara khusus yang dilakukan Dinkes Kota Bogor agar POPM tersebut efektif dan diterima masyarakat. Eddy menjelaskan, Dinkes Kota Bogor sengaja memilih momen Hari Jadi Bogor (HJB) untuk POPM yang berhasil dilakukan dalam satu malam saja.

"Pemberantasan kaki gajah menjadi hadiah dari pemerintah kota Bogor untuk warganya. Setiap tahun kami menurunkan 3.500 kader POPM untuk memberikan obat kepada 800 ribu orang usia 2-65 tahun dalam satu malam," kata Eddy.

Meski menyebabkan sejumlah efek samping seperti pusing dan mual, pencegahan filariasis menggunakan Diethyl Carbamazine (DEC) selama minimal lima tahun itu menjadi meriah karena berbarengan dengan HJB. Eddy berujar, sejumlah warga di dekat 1.100 pos pemberian obat tak jarang yang berkaraoke atau memasang organ tunggal.

Mulanya, pengobatan dipusatkan di tiga wilayah endemis kaki gajah, yakni Kelurahan Cibadak, Sukadamai, dan Katulampa. Namun, selanjutnya pengobatan dilakukan merata di 68 kelurahan.

"Dari tahun ke tahun hasilnya bagus, sudah nol persen. Kami juga mendapat penghargaan dari USAID karena berhasil melaksanakan pengobatan massal dengan cepat dan efektif," tuturnya.

Saat ini, pemerintah pusat tengah gencar menjalankan program Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA). Sebanyak 195 kabupaten/kota akan melaksanakan POPM sampai tahun 2020 dengan sasaran 105 juta jiwa penduduk.

Penyakit kaki gajah (filariasis atau elephantiasis) tergolong penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Terdapat tiga spesies cacing penyebab filariasis yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Semua spesies tersebut terdapat di Indonesia, namun lebih dari 70 persen kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh Brugia malayi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement