REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI, Martin Hutabarat mengatakan pemerintah harus membuat konsep hubungan Polri-TNI yang baik, agar tidak terjadi bentrokan antara kedua institusi tersebut.
"Bentrokan ini sudah terlalu sering terjadi dan ada korban jiwa, sehingga seharusnya pemerintah sudah harus lebih serius memikirkan bagaimana hubungan TNI-Polri ke depan itu lebih dijaga," katanya di Gedung Nusantara II, Jakarta, Selasa (1/9).
Dia mencontohkan konsepnya seperti memberantas teroris di Poso, agar kedua institusi itu bisa bekerja bersama. Menurut dia, apabila TNI diikut sertakan dalam penumpasan teroris di Poso yang memiliki geografis hutan, maka teroris bisa ditumpas.
"Ketika memberantas teroris di Poso, ada perwira menengah Polri yang menjadi korban, sehingga lebih baik libatkan TNI," ujarnya.
Selain itu menurut dia, TNI-Polri bisa melakukan apel bersama di dalam satu wilayah sehingga menimbulkan kebersamaan diantara kedua institusi tersebut. Menurut dia, harus ada keseriusan pemerintah membuat konsep dan langkah agar bentrok kedua institusi tersebut tidak terjadi lagi.
"Ya jadi harus ada keseriusan pemerintah untuk membuat konsep langkah agar supaya ke depan kejadian tidak berulang terus menerus," katanya.
Sebelumnya, puluhan tentara dan polisi terlibat bentrokan di sebuah arena "road race" Sport Center di Kelurahan Manding, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Ahad (30/8) sore. Bentrokan itu diduga akibat dipicu kesalahpahaman. Seorang anggota TNI diberitakan tewas tertembak bernama Prajurit Dua Yuliadi, anggota Kodim 1401/Majene.