REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masayarakat Jabar, yang akan berkurban, tak perlu khawatir. Karena, sejak 2009 Jabar bebas antraks. Menurut Kepala Dinas Peternakan Jabar, Dody Firman Nugraha, walaupun Jabar saat ini masih berstatus sebagai daerah endemik antraks.
Namun, kasus positif terakhir pada hewan ternak ditemukan pada tahun 2008 di Kabupaten Bogor. Selain Bogor, daerah di Jabar yang tergolong endemik antraks di antaranya Bogor, Depok, Karawang, Bekasi, Subang.
"Alhamulillah, sejak 2009 sampai saat ini tidak pernah ditemukan lagi kasus positif antraks pada hewan di Jabar," ujar Dody kepada wartawan, akhir pekan lalu.
Namun, kata Dody, ancaman munculnya penyakit ini tetap ada. Karena peningkatan lalu lintas ternak pada moment Idul Adha akan memunculkan resiko penyakit hewan menular. Melihat kondisi tersebut, Dody berupaya menjamin ketentraman umat Islam yang akan berkurban dengan melakukan antisipasi melalui pemeriksaan kesehatan hewan dan daging kurban.
Pemeriksaan hewan kurban di tingkat kabupaten/kota di Jabar sudah dimulai sejak H-12 dan akan terus dilaksanakan sampai dengan hari tasrik. Sedangkan sosialisasi dan bimbingan teknis atau pematihan pemotongan hewan kurban telah dilaksanakan sejak H-30.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga membentuk Tim Pemeriksa Hewan Kurban yang terdiri dari petugas Disnak Jabar dan kabupaten/kota, serta dari Persatuan Dokter Hewan Indonesia Jabar I. "Jumlah petugas yang disebar mencapai 500 orang," katanya.