REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Kereta Commuter Line Jabodetabek (KCJ), Muhammad Nurul Fadhila menjelaskan kronologis KRL yang bertabrakan di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat.
Awalnya, KRL unit 1154 jalur Jakarta Kota - Bogor masuk ke Stasiun Juanda. Beberapa saat setelah berhenti, tiba-tiba kereta unit 1156 dengan tujuan sama menabrak dari belakang.
"Dapat kami sampaikan kejadian ini terjadi kereta 1154 yang sudah ada di Stasiun Juanda ditabrak 1156 kereta sama tujuan Bogor," katanya di lokasi kejadian, Rabu (24/9).
Ia mengungkapkan, kereta 1156 yang berada di belakang sudah mulai jalan sebelum kereta di depannya berjalan. Padahal, seharusnya ada jeda waktu keberangkatan kereta. Itulah yang membuat tabrakan tidak terelakan.
Meski begitu, dirinya mengaku belum bisa memastikan penyebab kecelakaan. Murni kecelakaan atau kelalaian masinis. Kini KAI sudah mendatangkan tim KNKT untuk menyelidiki penyebab kecelakaan.
KA 1154 dengan KA 1156 terlibat tabrakan di peron dua Stasiun Djuanda sekitar pukul 15.15 WIB. Saksi mata, Putri menceritakan, KRL yang ditumpanginya tiba-tiba ditabrak dari belakang.
"Kita lagi berhenti, tiba-tiba ditabrak," kata Putri kepada Republika.co.id, Rabu (23/9).
Menurut Putri, gerbong kereta yang tertabrak adalah gerbong khusus wanita. Mendapat dentuman keras, para penumpang langsung berhamburan keluar. Sedangkan masinis dilaporkan masih terjepit.
Kepala Humas PT KAI Daop 1, Bambang S Prayitno mengatakan, KRL jurusan Bogor yang sedang berhenti di stasiun Juanda diseruduk KRL lain di jurusan yang sama. "Iya benar, tabrakan dari belakang KRL menuju Bogor dari Jakarta Kota," kata Bambang. "Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.15 WIB," ucapnya.
Humas Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ), Adli Hakim mengatakan, para korban tabrakan itu dilarikan ke tiga Rumah Sakit berbeda. Yaitu di RSCM, RS Husada, dan RS Gatot Subroto. "Ada korban, tapi jumlah masih didata dan belum pasti," kata Adli.