REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Data dari Kementerian Pertahanan Rusia mengungkap hampir 80 persen target serangan pasukan Rusia di Suriah tidak berada di wilayah yang dikuasai ISIS. Padahal, keterlibatan Rusia di perang Suriah diklaim bertujuan untuk memerangi kelompok ISIS.
Mayoritas serangan, berdasarkan analisis data tersebut, ditargetkan di area yang diduduki grup oposisi penentang Presiden Suriah Bashar al-Assad, termasuk al Qaeda dan pasukan yang dibekingi Amerika Serikat serta sekutunya.
Data Kementerian Pertahanan mengenai target yang diserang pasukan udara Rusia dan data peta militer Rusia menunjukkan Rusia telah menyerang 64 lokasi sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan serangan pertama melalui udara tiga pekan lalu. Target tersebut, 15 diantaranya dikendalikan ISIS.
"Jika kamu melihat peta, kamu akan mudah memahami bahwa mereka tidak memerangi ISIS tapi kelompok oposisi," ungkap editor majalah online Yezhednevny Zhurnal seperti dikutip Reuters, Sabtu (24/10).
Data tersebut mendukung dugaan Washington dan sekutu NATO bahwa Rusia mengintervensi perang di Suriah, ditujukan untuk membantu Assad yang telah mengunjungi Moskow untuk berterimakasih pada Putin.