Rabu 04 Nov 2015 12:43 WIB

Prajuritnya Tembak Mati Warga Cibinong, Panglima Minta Maaf

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyampaikan permintaan maaf atas kasus penembakan yang dilakukan oknum TNI di Cibinong Bogor Jawa Barat yang menyebabkan korban meninggal di tempat.

"Saya selaku Panglima TNI mohon maaf atas kejadian tersebut yang dilakukan oleh anggota saya dan ini harusnya tidak boleh terjadi," kata Gatot ditemui di Istana Negara Jakarta, Rabu (4/11).

Ia menyebutkan dirinya sudah memerintahkan dilakukan proses hukum di Pusat Polisi Militer (Puspom).

"Kemudian saya akan membuat surat telegram atau ST bahwa sekarang kejadian-kejadian TNI yang berkaitan dengan masyarakat, sidang militernya terbuka," katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, masyarakat bisa mengetahui karena kalau tidak, seolah-olah TNI membuat sidang yang memberi keringanan. "Di situ nanti masyarakat bisa menilai bahwa persidangan terbuka, akan ada hukuman tambahan, pemecatan dan sebagainya," katanya.

Ketika ditanya sanksi apa yang akan diberikan kepada pelaku dalam kasus Cibinong, Gatot mengatakan, dirinya tidak pernah bicara sanksi, tapi ia memastikan ada hukuman tambahan berupa pemecatan. "Sanksi hukum hanya bisa ditentukan setelah ada penyidikan dan penyidangan," katanya.

Ia memastikan terhadap oknum TNI yang melakukan penembakan di Cibinong akan dipecat dari TNI. "Pasti, apapun kalau menghilangkan nyawa orang lain, baik sengaja atau tidak sengaja, apalagi oleh aparat dengan menggunakan senjata," katanya.

Dia menyebutkan, senjata hanya bisa digunakan untuk melumpuhkan musuh. Ketika ditanya apakah ke depan ada pengetatan penggunaan senjata, Panglima TNI mengatakan dirinya sudah memerintahkan KSAD melakukan evaluasi tingkatan-tingkatan apa yang bisa membawa senjata.

"Penggunaan senjata hanya untuk perwira, bintara, tamtama menggunakan senjata hanya apabila melakukan operasi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement