Ia juga mengkritik politikus Prancis.
"Para politikus punya banyak pekerjaan rumah dengan masyarakat Muslim. Islamofobia muncul dan harus ditangani secara institusional oleh para politikus," ujar Nabil.
"Ketika Anda terlihat seperti Muslim, itu sulit. Cara orang-orang memandang kami akan berubah dan tidak lebih baik. Kadang-kadang, lebih baik disangka sebagai Yahudi dan bukan Muslim karena akan mengurangi masalah," kata Marjan Fouladvind, seorang mahasiswa program doktor di Paris.
Jamaah yang meninggalkan Masjid Agung Paris setelah shalat Dzuhur juga khawatir kalangan Muslim di Prancis akan disalahkan atas konflik yang berakar di Timur Tengah itu.
"Cerita ini mengotori Islam dan mencemari Muslim. Banyak masalah di sana yang seharusnya tidak mereka bawa ke sini," kata seorang pria bernama Soufiane.