REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Timur Tengah dan Isu Islam Ikhwanul Kiram Mashuri mengatakan, rekrutmen yang dilakukan oleh ISIS lewat media sosial harus diwaspadai oleh pemerintah, kepolisian, dan tentara. Apalagi di Indonesia banyak orang yang memiliki ideologi seperti ISIS.
"Kalau ada video dirilis oleh ISIS, tak berapa lama kemudian pasti ada terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia. Khalifah ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi begitu khutbah Jumat, malamnya sudah ada terjemahan khutbahnya di Youtube dalam bahasa Indonesia," kata Kiram kepada Republika Online, Rabu, (18/11).
Ini menunjukkan kalau ada orang-orang simpatisan atau berideologi ISIS yang langsung menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. "Makanya saya berkali-kali menyampaikan, kalau ulama, kiai, dai harus mulai menggunakan media sosial untuk melawan ideologi salah yang disampaikan ISIS."
Kalau tidak mau kecolongan, ulama, kiai, dai di Indonesia harus beramai-ramai mengisi media sosial di Indonesia dengan ajaran Islam yang benar. Sebab kalau media sosial diisi oleh ISIS maka ini berbahaya, banyak orang akan terjebak dalam pemahaman Islam yang salah.
"Keyakinan ISIS harus dilawan dengan keyakinan Islam yang benar. Tugas ulama Indonesia untuk memberikan pemahanan kepada masyarakat tentang Islam yang benar bisa dilakukan baik melalu berbagai khutbah maupun media sosial," terang Kiram.
Ulama, kiai, dai bisa membuat seminar, pertemuan yang isinya menyampaikan akidah Islam yang benar untuk melawan ISIS. Selain itu juga harus mengisi media sosial dengan akidah Islam yang benar supaya orang-orang yang kehausan spiritual mendapatkan ajaran akidah Islam yang benar dan tak tersesat masuk ISIS.