REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Menteri Imigrasi Australia Peter Dutton mengatakan unit kontraterorisme yang bertugas di bandara Australia telah menghentikan 199 orang, termasuk seorang di bawah umur, untuk naik pesawat karena alasan keamanan dalam beberapa bulan terakhir.
"Terjadi peningkatan dramatis jumlah orang yang dihentikan untuk naik pesawat." kata Dutton.
"Salah satu alasan utama mengapa seseorang diturunkan dari pesawat adalah kecurigaan dari perilaku mereka, yang membuat kami menduga mereka akan pergi bertempur di Suriah," katanya.
Total 336 orang dihentikan untuk naik pesawat di bandara Australia dalam 12 bulan terakhir sampai Juni 2015.
Dutton mengatakan sebagian besar yang dihentikan itu kemudian bisa melakukan perjalanan, namun sejumlah besar diantara mereka menjadi perhatian karena masalah keamanan.
"Beberapa diantara mereka dilaporkan ke Polisi Federal, ke Dinas Intelijen, ke badan lain, beberapa kemudian dikenai tuduhan." katanya lagi.
Peter Dutton juga mengatakan seorang anak di bawah umur termasuk yang dihentikan dalam beberapa bulan terakhir.
"Setelah ditanyai dan pemeriksaan terhadap kopernya, dia dihentikan untuk bepergian, dan dilaporkan ke badan lain untuk diselidiki. Ini bukanlah insiden terpisah." lanjut Dutton.
Dutton mengatakan mereka yang dihentikan itu masih berpotensi menjadi ancaman di dalam Australia.
"Mereka yang dihentikan untuk pergi mungkin saja bisa melakukan tindakan teroris di dalam negeri, dan inilah ancaman yang harus kita hadapi, dan pemerintah berusaha berbuat maksimal untuk menjaga keamanan Australia."
Sejak unit kontraterorisme mulai beroperasi di bandara internasional Australia pada Agustus tahun lalu, 535 penumpang dihentikan perjalanannya, 194.660 penilaian dilakukan dan 13 ribu patroli dilakukan.
Baca
Sepucuk Surat dari Douma, Suriah
Diancam Bom Bunuh Diri ISIS, Malaysia Tingkatkan Pengamanan