REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Jalan-jalan di Kota Brussels, Belgia, terlihat sepi pada Sabtu (21/11) malam. Ini menyusul pemerintah setempat mengumumkan peringatan tertinggi kemungkinan teror terjadi di kota.
Banyak toko-toko yang ditutup, tentara bersenjata berat dan polisi berpatroli sejumlah titik-titik vital. Untuk meningkatkan keamanan, pemerintah meminta warga Brussels untuk tidak keluar rumah.
Perdana Menteri Belgia Charles Michel mengatakan pihak berwenang takut serangan dengan bahan peledak dan senjata terjadi di beberapa lokasi meski ratusan tentara berpatroli di pusat kota. Pemerintah menaikkan keadaan skala ancaman menjadi tingkat empat setelah dilakukan pertemuan para menteri, polisi, dan layanan keamanan.
Michel berbicara pada sebuah konferensi pers setelah pertemuan darurat, mengatakan pihaknya mendesak masyarakat untuk tidak menyerah pada kepanikan dan tetap tenang. Pihaknya mengaku telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Dia menambahkan, pemerintah akan bertemu lagi pada hari Ahad (22/11) sore untuk menilai kembali ancaman.
‘’Beberapa senjata yang ditemukan selama pencarian rumah salah satu dari tiga orang yang ditangkap terkait dengan serangan Paris, tetapi tidak ada bahan peledak yang ditemukan,’’ kata Kantor Federal Kejaksaan Belgia seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Ahad (22/11).
Setidaknya satu orang yang diduga terlibat dalam serangan-serangan, yang menewaskan 130 orang tewas, masih buron, dan terakhir dilaporkan telah terlihat menyeberang ke Belgia.
Baca juga: Hacker Ungkap Rencana Serangan ISIS di 5 Negara, Termasuk Indonesia