REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Anggota parlemen Prancis pada Rabu (25/11) sepakat memperpanjang serangan udara terhadap sasaran kelompok ISIS di Suriah. Keputusan ini dilakukan menyusul serangan Paris, Jumat (13/11) pekan lalu.
Paris telah mengintensifkan kampanye melawan ISIS sejak serangan yang menewaskan 130 orang tewas, Jumat (13/11). Prancis pekan ini meluncurkan serangan pertama dari kapal induk Charles de Gaulle di Mediterania.
Majelis Nasional Prancis menyetujui mosi untuk memperpanjang sernagan. Dari 515 orang anggota, hanya 10 yang abstain. Perdana Menteri Prancis Manuel Valls mengatakan kepada anggota parlemen bahwa negaranya berperang dengan ISIS.
"Tidak ada alternatif, kita harus menghancurkan ISIS," katanya seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Jumat (27/11).
Dia mengatakan pesawat Perancis, yang mulai menghantam target IS target di Irak pada bulan September 2014 telah melakukan lebih dari 300 serangan terhadap ekstremis.
Presiden Prancis Francois Hollande bertemu mitranya presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama di Gedung Putih dan Kanselir Jerman Angela Merkel di Paris pekan lalu.
Pertemuan ini sebagai bagian dari dorongan diplomatik untuk membentuk koalisi global melawan ISIS. Pemimpin Prancis berharap untuk hasil yang lebih baik setelah bertemu dengan Merkel, sekutu kunci Uni Eropa.