REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kota Yogyakarta tahun ini meraih penghargaan Ki Hajar (Kita Harus Belajar) dari Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) 2015.
Penghargaan ini diserahkan Menteri Pendidikan, Anis Baswedan kepada Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti pada malam puncak Anugerah Kihajar 2015 di Jakarta, Kamis (26/11) malam. "Ini anugerah keempat kalinya bagi Kota Yogyakarta," kata Wali Kota Yogyakarta, Jumat (27/11).
Anugerah Kihajar diberikan kepada pemimpin daerah, baik tingkat Propinsi maupun Kabupaten Kota yang dinilai berprestasi dalam mendayagunakan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di bidang pendidikan. Kota Yogyakarta menang dalam kategori kebijakan dan program tingkat utama.
Melalui penghargaan ini Wali Kota Yogyakarta dinilai berhasil mendorong pemanfaatan TIK di bidang pendidikan, baik dalam level kebijakan maupun program.
Selain Kota Yogyakarta, penghargaan ini juga diberikan kepada Kota Jayapura, Jambi, Aceh, Gorontalo, Bontang, Padang Panjang, dan Kabupaten Karanganyar. Sementara untuk tingkat Propinsi, penghargaan dianugerahkan kepada Propinsi DIY, Jawa Tengah, Aceh, dan Lampung.
Menurut Haryadi, penghargaan ini didedikasikan pada para guru di Kota Yogyakarta atas komitmennya melaksanakan dan memberikan pelajaran serta pembelajaran dengan memanfaatkan TIK. "Semangat siswa di Yogya menggunakan pembelajaran berbasis TIK juga patut di apresiasi," katanya.
Menurutnya penghargaan ini semakin menegaskan kesatuan pendidikan berupa sekolah-siswa dan pemerintah dalam pilar kesuksesan Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Heri Suasana, mengatakan bahwa pemanfaatan TIK di bidang pendidikan bukanlah hal yang baru di Kota Yogyakarta.
Salah satunya adalah pemanfaatan TIK untuk penerimaan siswa baru yang dilaksanakan secara online dan real time melalui Penerimaan Peserta Didik Baru Real Time Online (PPDB-RTO). “Dengan sistem ini, penerimaan peserta didik baru menjadi semakin akuntabel dan transparan,” katanya.
Selain itu, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta juga mendorong pemanfaatan TIK untuk membangun interaksi yang lebih intens antara guru dan peserta didik. Hal ini diimplementasikan melalui layanan Konsultasi Belajar Siswa Online (KBS Online).
Melalui program ini, siswa bisa mengkonsultasikan kesulitan-kesulitan yang dialami secara online. Layanan ini kata dia, dapat diakses dari seluruh dunia selama terasmbung ke internet.
"Kita juga mendorong agar para guru dari berbagai jenjang pendidikan untuk bisa memahami TIK dan memiliki email, sementara khusus untuk guru pada jenjang menengah diharapkan untuk memiliki blog untuk membangun interaksi yang lebih intens antara guru dan murid," ujarnya.