REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Serangan udara gabungan menewaskan kepala keuangan kelompok bersenjata ISIS, Abu Saleh di Irak bulan lalu, kata militer Amerika Serikat pada Kamis (10/12).
Abu Saleh terbunuh pada November akhir, kata juru bicara militer Amerika Serikat Kolonel Steve Warren dalam konferensi video dari Baghdad. Warren menyebutnya sebagai salah satu anggota penting dan berpengalaman dari tata keuangan kelompok itu.
Warren menambahkan Abu Saleh adalah anggota ketiga jaringan keuangan kelompok itu. Warren menyamakannya dengan menteri keuangan bagi kelompok ekstremis tersebut.
Abu Saleh terbunuh beserta dua rekannya dalam serangan gabungan pimpinan Amerika Serikat untuk menghancurkan prasarana keuangan pegaris keras, kata duta Washington untuk pertempuran melawan kelompok bersenjata ISIS, Brett McGurk.
Abu Saleh yang memiliki nama asli Muwaffaq Mustafa Muhammad al-Karmush disebut sebagai seorang warga negara Irak berusia 42 tahun oleh daftar teroris Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
"Membunuhnya beserta pendahulunya menghabiskan pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mengkoordinasi keuangan dalam organisasi," kata Warren.
Dia menambahkan dua kaki tangan lain dalam jaringan penggalangan dana kelompok bersenjata ISIS juga terbunuh dalam serangan udara di Irak akhir November lalu.
Mereka dikenali sebagai Abu Mariam, seorang penegak dan pemimpin senior dalam jaringan pemerasan ISIS dan Abu Waqman al-Tunis, yang disebut Warren sebagai orang yang mengkoordinasikan pemindahan orang-orang, persenjataan dan informasi kelompok itu.
Abu Mariam muncul dalam daftar teroris Departemen Luar Negeri sebagai Mounir Ben Dhaou Ben Brahim Ben Helal, seorang warga Tunisia berusia 32 tahun.
"Serangan tersebut merupakan contoh bagaimana kami dapat mengurangi jaringan itu," kata Warren.
Negara sekutu menyasar pemimpin kelompok bersenjata ISIS di Suriah dan Irak dengan menggunakan serangan udara untuk mencoba memilih struktur komandonya.
Setelah adanya serangan di Paris bulan lalu, Amerika Serikat mengatakan mereka meluncurkan sebuah unit operasi khusus di Irak yang akan mampu menyusun serangan ke dalam Suriah untuk menangkap atau membunuh para pemimpin kelompok bersenjata ISIS.
"Kami ingin pasukan ekspedisi pencari sasaran ini membuat ISIS beserta para pemimpinnya khawatir saat mereka tidur pada malam hari, tentang siapa yang akan datang ke jendela mereka," kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ashton Carter.