REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calom pimpinan KPK Saut Situmorang, membeberkan strateginya jika terpilih menjadi pimpinan KPK. Ia menyebutkan korupsi merupakan masalah yang kompleks, sehingga harus diselesaikan dengan cara-cara yang kompleks.
Saut yang saat ini menjadi staf ahli kepala BIN menyebutkan ada empat langkah yang perlu dilakukan untuk memperkuat KPK. Pertama adalah Strategy Protection Vector atau arah strategi pencegahan, lalu menekankan pada jaringan atau network KPK, serta competitif untype Corruption intelegence system yang fleksibel.
Terakhir adanya media untuk perbaikan etika atau norma, apakah itu norma nilai dan perilaku.''Tanpa itu tidak bisa dijalankan yang namanya pembangunan hukum,'' kata Saut, saat memaparkan visi-misinya dalam fit and proper test, oleh Komisi III DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (14/12).
Menurut Saut, korupsi hanya bisa selesai dengan jalan yang kompleks. Korupsi besar di Indonesia di mulai dari korupsi yang kecil. ''Memerangi korupsi dengan kompleksitas, harus dengan merit system . Sekarang kita bicara korupsi, tapi kolusi dan nepotisme juga ada didalamnya,'' ucap dia.
Mantan Direktur Monitoring dan Surveillance, Badan Intelijen Negara menjelaskan, perjalanan pemberantas korupsi merupakan jalan panjang sejak tahun 1971, ketika UU Tipikor dibuat. Namun, kata dia, UU tersebuttidak bisa berbuat banyak.
Karena tidak ada penanganan yang berkelanjutan untuk perilaku korup. ''Negara-negara besar menggunakan Theory Complexity, yang dimulai dari langkah yang kecil,'' paparnya.
Selain itu, ia menyebutkan persoalan sistem pemberantasan korupsi di Indonesia belum beres. Menurut Saut ini merupakan persoalan besar, apakah UU sebagai perilaku, nilai, maupun norma. ''Jadi sistem itu tidak ada di negeri ini, sistem harus dibina dengan benar,'' tambah dia