Kamis 07 Jan 2016 13:37 WIB

PNS yang Hilang Diduga Jadi Anggota Ormas Gafatar

Rep: Eko Widiyatno/ Red: achmad syalaby
Pegawai Negeri Sipil. Ilustrasi
Foto: Republika
Pegawai Negeri Sipil. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Meski dua PNS di lingkungan Kabupaten Purbalingga tak diketahui di mana keberadaannya, Bupati Budi Wibowo menyebutkan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kesbangpolinmas, kedua PNS tersebut diduga bergabung dalam ormas Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara).

''Awalnya kita menduga ada kaitannya dengan gerakan radikal ISIS. Namun, kemudian ada informasi mereka ikut Gafatar,'' katanya menjelaskan, Kamis (7/1).

(Baca: Dua PNS Hilang di Purbalingga).

Namun, Bupati juga mengaku belum memastikan hal itu. Hal ini karena kedua PNS yang kemudian menghilang tersebut juga tidak pernah mengungkap masalah tersebut. ''Hanya kepada rekan-rekan kerjanya, keduanya pernah menyinggung soal Gafatar,'' ujarnya.   

Mengenai keluarga Sugiantoro, warga Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, yang juga menghilang sejak sekitar sebulan lalu, Ketua RW 1 Desa Dawuhan, Saman, juga menduga kepergian keluarga tersebut terkait dengan keikutsertaan yang bersangkutan dalam organisasi Gafatar.  ''Sudah sejak beberapa tahun rumah Pak Sugiantoro sering menjadi tempat berkumpul dan rapat orang-orang dari Gafatar,'' katanya menjelaskan.

Saman mengaku mengetahui mereka anggota Gafatar karena mereka yang datang ke rumah Sugiantoro sering mengenakan seragam berupa pakaian batik warna oranye bermotif gambar matahari terbit berukuran besar. ''Di rumah Pak Sugiantoro, juga terpasang kalender Gafatar. Bahkan informasinya, Pak Sugiantoro termasuk salah satu pengurus Gafatar. Saya tidak tahu benar atau tidak,'' katanya.

Yang pasti dia menyebutkan, bila rapat sedang dilaksanakan di rumah Sugiantoro, jumlah yang hadir cukup banyak. ''Saya tidak tahu dari mana saja. Tapi, dari kendaraan yang mereka gunakan, ada yang berasal dari wilayah Banyumas saja, namun ada yang nomor polisi kendaraannya berasal dari luar kota,'' ujarnya.

Keberadaan organisasi Gafatar sebelumnya sempat mengundang kontroversi di masyarakat. Beberapa kalangan mengaitkan organsisasi yang didirikan Mahful M Tumanurung itu dengan paham aliran Al-qiyadah Al Islamiyah yang disebarkan Ahmad Musadeq. Pada aliran tersebut, Musadeq menahbiskan diri sebagai nabi terakhir atau mesiah. Gafatar mengakui Ahmad Musadeq sebagai salah satu guru spiritual mereka. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement