Jumat 15 Jan 2016 07:36 WIB

PBNU Minta Nahdliyin Bersatu Padu Lawan Teror

Suasana pos polisi kawasan Sarinah yang sudah ditutup pasca bom bunuh diri dan penembakan yang terjadi pada siang tadi, Jakarta, Kamis (14/1).  (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Suasana pos polisi kawasan Sarinah yang sudah ditutup pasca bom bunuh diri dan penembakan yang terjadi pada siang tadi, Jakarta, Kamis (14/1). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj mengatakan teror penembakan dan bom di kawasan ramai Sarinah, Jakarta, merupakan tindakan mengerikan dan keji.

"Mengerikan dan keji," kata Said saat konferensi pers di Gedung PBNU, Kramat, Jakarta, Kamis (14/1).

Atas dasar itu, Said mengajak "Nahdliyin" (warga NU) dan segenap elemen masyarakat lintas golongan dan agama untuk bersatu padu menentang terorisme untuk tumbuh subur di Indonesia. Terlebih ada indikasi jika teror Sarinah itu erat kaitannya dengan kelompok bersenjata ISIS yang sedang mengembangkan sayapnya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

"Mari sama-sama tingkatkan kewaspadaan. Saatnya kita jaga soliditas. Semua harus bersatu jangan terpancing hal merugikan," kata dia.

Reuters Ungkap Telegram Bahrun Naim Soal Rencana Teror di Jakarta

Masyarakat, kata Said, harus lebih mawas diri dan tidak terpengaruh oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan agama dan jihad untum melancarkan tindakan radikalisme dan terorisme. Segala bentuk teror yang merongrong kebangsaan, kata Said, harus dilawan.

Sementara bagi Nahdliyin, lanjut Said, agar tidak gegabah, tetap sigap dan saling berkoordinasi, membangun sinergi bersama aparat penegak hukum untuk menciptakan suasana aman, sejuk dan damai. "PBNU juga menginstruksikan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) untuk membantu TNI/Polri melakukan langkah-langkah pencegahan dan perlindungan pada warga," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement