REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Dana logistik untuk menyantuni warga bekas anggota Gafatar dari Propinsi Jateng belum cari. Menyikapi kondisi demikian, Pemkab Boyolali melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) menalangi dana untuk warga yang saat ini ditampung di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali.
''Dana talangan tersebut nantinya akan ditukar oleh Pemerintah Provinsi Jateng. Ya, karena anggaran di Provinsi belum cair, kita yang kebagian untuk menalangi logistik bagi pengungsi warga eks Gafatar,'' kata Kepala Dinsosnakertrans Boyolali, Purwanto, Rabu (3/2).
Sampai saat ini, sudah habis Rp 15 juta lebih. Dana logistik ini untuk makan bagi warga eks Gafatar. Dinsosnakertrans saat ini juga terpaksa harus berhutang beras 20 ton ke pihak swasta. Ini karena warga eks Gafatar menolak makan nasi Raskin dari Bulog.
''Mungkin karena kualitasnya kurang bagus, mereka akhirnya menolak Raskin,'' tambah Purwanto.
Untuk kelanjutan nasib 48 anggota eks Gafatar asal Kabupaten Boyolali, pihaknya siap memfasilitasi bila mereka mau diberangkatkan transmigrasi. Hanya saja, mereka tidak boleh memilih daerah transmigrasi. Namun, harus disesuaikan dengan jatah yang dimiliki Boyolali.
Kalau mereka bersedia bertransmgrasi, lanjut Purwanto, ''kita siap memberangkatkan. Untuk daerahnya, harus menyesuaikan. Tidak boleh memilih-milih daerah yang dituju''.
Untuk saat ini, warga eks Gafatar yang masih ditampung di Asrama Haji Donohudan tercatat 800 orang. Mereka kebanyakan berasal dari luar Provinsi Jateng. Kebanyakan dari Kalimantan Barat.
Sementara ketika disinggung sampai kapan ditampung di Asrama Haji Donohudan, Purwanto mengaku belum mengetahui.''Kita tunggu instruksi dari provinsi saja,'' katanya.