REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki memperkenalkan langkah-langkah keamanan nasional baru, terutama di Ibu Kota. Langkah keamanan diambil pascaserangan bom mobil di Ankara yang menewaskan 28 orang pada 17 Februari lalu.
"Kami akan melakukan perubahan keamanan," ujar Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, setelah kelompok bersenjata Kurdi mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menargetkan konvoi militer tersebut.
Pernyataan itu disampaikan Davutoglu setelah pertemuan selama lima jam dengan kepala keamanan dilansir Al-Jazeera, Ahad (21/2). Pasukan keamanan lebih banyak dikerahkan secara tidak terlihat.
Kelompok teroris menurut dia, ingin membuat kacau sehingga penduduk trauma. Karena itu, Davutoglu meminta rakyatnya ikut ambil bagian dalam pengaman tersebut.
"Kita semua harus membantu aparat keamanan. Tidak ada upaya keamanan dapat berhasil tanpa dukungan dari orang-orang," tegas Davutoglu.
Ia juga menolak klaim tanggung jawab oleh Kurdistan Freedom Falcons (TAK) atas pemboman Ankara. TAK telah dikaitkan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK). TAK menyatakan, serangan tersebut adalah pembalasan atas meningkatnya operasi militer terhadap PKK.