REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Camat Pasar Minggu Heryanto mengungkapkan pembangunan jalan tembus yang menghubungkan Kalibata dan Tanjung Barat terkendala oleh belum berjalannya pembebasan lahan.
Ia menilai seharusnya Dinas Bina Marga menjalankan tugasnya membebaskan lahan di areal tersebut. Sebab menurutnya tugas tersebut merupakan wewenang Dinas Bina Marga.
Namun ia mengaku kecewa lantaran hingga saat ini proses pengukuran lahan yang akan dibebaskan tak kunjung usai. Padahal proyek itu sudah didengungkan sejak Desember 2014. "Waduh progres-nya masih belum jalan-jalan nih, pengukuran lahan belum jadi-jadi juga," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (24/2).
Nantinya, jalan tembus itu akan menghubungkan Kelurahan Tanjung Barat hingga Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu. Hingga saat ini, ia merasa lahan yang ada disebelah stasiun Pasar Minggu sudah dibebaskan Dinas Bina Marga.
Namun lahan yang direncanakan hingga Komplek Badan Intelijen Negara (BIN) di Jalan Rawajati Timur itu tak kunjung dibebaskan. "Kalau dari areal BIN itu kan mesti ada pembebasan ke arah apotik sari sakti di Tanjung Barat, proses pengukuran aja belum selesai ini dari bina marga," keluhnya.
Ia menjelaskan padahal pihak kecamatan sudah menyelenggarakan sosialisasi. Trase nya pun sudah disiapkan. Ia juga sudah membantu percepatan proses pembebasan lahan dengan pendataan warga.
"Nanti bina marga yang bebasin lahan, kita bantu kelengkapan surat-surat warga yang diperlukan dan sosialisasi juga, tapi belum dikerjain juga," jelasnya.
Jalan tembus ini rencananya akan dibangun menghubungkan Jalan Rawajati Timur, Kalibata dengan Jalan Tanjung Barat, Pasar Minggu. Selama ini, kendaraan yang berada di Rawajati Timur harus mengalami macet panjang karena adanya pintu kereta untuk menuju Jalan Raya Pasar Minggu.
Dengan adanya jalan tembus ini, sehingga kendaraan di Jalan Rawajati Timur akan langsung menembus ke Jalan Tanjung Barat tanpa harus melewati Jalan Raya Pasar Minggu. Kepadatan di Jalan Raya Pasar Minggu pun akan berkurang